Selasa, 26 Mei 2009

Padu Padan Blazer ala Selebriti



Blazer ngetren lagi. Busana ini tak hanya dapat dikenakan dalam acara formal, tetapi juga santai. Jika Anda kebetulan hanya mengenakan t-shirt dan mendadak harus menghadiri acara semi formal, Anda tinggal memakai blazer. Serunya, tidak ada aturan mengenai mix and match blazer dan pakaian kita, sehingga kita bebas menampilkan gaya pribadi. Coba lihat gaya selebriti di sini:

*Blazer model klasik, atau pas di badan, akan tetap terlihat keren jika kita bisa mempadankannya dengan serasi. Lihat gaya Gwyneth Paltrow (gambar 1, kanan). Blazer hitamnya yang klasik tidak terlihat kaku saat menutup t-shirt-nya yang ringan melayang. Tarik lengan blazer ke siku, dan tegakkan kerah blazer di bagian tengkuk. Modal untuk menerapkan gaya ini cukup percaya diri!

*Blazer biru dengan kerah lebar ber-resleting seperti yang dikenakan Rachel Bilson (gambar 2, kiri) membuat penampilannya makin stylish. Sedangkan t-shirt lusuh warna kelabu milik Ashley Olsen mendadak membuat penampilannya menjadi sedikit formal ketika ditutup dengan blazer dan jeans warna hitam.

*Tidak banyak orang yang tahu bagaimana mengenakan blazer berwarna creamy seperti Mary Kate Olsen ini (gambar 3, kiri). Tetapi ia bisa memakainya dengan sentuhan khasnya yang unik. Cukup dengan blus satin berwarna senada, lalu tuntaskan dengan superwide belt warna beige di sekelilingnya. Tiru gaya ini saat Anda hendak menghadiri acara formal. Untuk urusan membuat gaya yang personal, si kembar ini memang juaranya. Pada gambar sebelah kanan, Olsen masih memadukan belt lebar dan blazer, kali ini dengan rok lilit yang trendy.

*Si kembar Mary Kate dan Ashley Olsen terlihat cukup sering mengenakan blazer untuk jalan-jalan. Coba lihat (gambar 4), mereka dengan cuek memakai blazer-nya dengan celana pendek atau dengan terusan model kemben. Gaya ini bisa diterapkan untuk jalan-jalan ke mal, biar enggak kedinginan saat nongkrong atau nonton di bioskop.

5 Kesalahan dalam Berpakaian


Sepatu tertutup tanpa hak tebal selain bisa membuat tampilan Anda menarik, melindungi kaki, juga nyaman.


Jangan takut, kita semua pasti akan belajar dari pengalaman. Bahkan stylist pakaian pun pernah melakukan kesalahan. Karena itu, jangan takut untuk bereksperimen dengan gaya berpakaian Anda. Bagaimana Anda tahu apa yang cocok atau tidak di tubuh Anda jika tak dicoba? Berikut adalah beberapa hal yang perlu dicek sebelum Anda keluar dari rumah, hanya untuk memastikan saja, apakah pakaian Anda sudah "aman":

VPL
Ini merupakan salah satu kebiasaan yang tak terlalu sering digubris para wanita. Kebanyakan wanita di Indonesia cenderung cuek dengan hal yang satu ini. Salah satu warna celana alternatif selain hitam adalah putih atau krem. Namun, bahayanya, ketika mengenakan celana bahan berwarna putih atau krem, sering terlihat garis bayangan celana dalam (sering disebut visible panty lines, disingkat VPL). Bagi orang Barat, hal semacam ini bisa dibilang "tindak pidana" dalam bidang fashion. Mengapa? Karena hal ini dianggap tidak sopan. Garis "bingkai" celana dalam yang terlihat dari luar sama menjijikkannya dengan melihat celana dalam yang "mengintip" keluar dari belakang (antara celana yang berpotongan rendah, dan atasan yang terlalu pendek). Mengakalinya?

Di Amerika, thong (celana dalam yang sangat minim, berupa seutas tali di bagian belakangnya) bukan lagi barang baru atau tabu. Namun, masyarakat Indonesia masih malu-malu ketika memakainya. Memakai thong seolah memberi kesan "binal" pada pemakainya sehingga untuk membicarakannya saja kita sudah geli duluan. Nah, alternatifnya, jika Anda berkesempatan jalan-jalan ke toko pakaian dalam, coba cari celana dalam yang sangat tipis, khusus untuk pakaian yang tipis atau gaun sangat halus. Pakaian dalam tipis ini dibuat sedemikian rupa, hingga pinggirannya tidak memiliki jahitan yang menebal seperti celana dalam umumnya sehingga menempel erat di tubuh.

Stocking
Jika Anda perhatikan, stocking saat ini sudah banyak digemari para wanita Indonesia. Selain melindungi kaki dari debu, membuat kaki terlihat lebih cantik, juga memberi kehangatan. Stocking juga dimaksudkan untuk membuat betis terlihat lebih cantik dan seksi, bukan untuk mempertontonkan jari jemari yang tertutup stocking. Maka, hindari mengenakan stocking dengan sepatu yang terbuka di bagian ujung. Pastikan sepatu yang Anda kenakan cukup tertutup, baik di bagian depan maupun bagian ujung.

Super matching
Mungkin sejak kecil kita diajarkan untuk memakai pakaian yang senada. Jika mengenakan tas coklat, maka sepatunya pun mesti hitam. Ini tidak salah. Namun, yang tidak enak dilihat adalah ketika seseorang mengenakan pakaian super matching, yakni senada dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tren ini mungkin berlaku di tahun '80-an. Namun ketika tren lain yang juga booming di '80-an kembali digemari, tren super matching tidak ikut kembali. Jika memang Anda suka yang senada dan kebetulan yang ada hanyalah warna yang sama dari atas hingga bawah, cobalah cari sesuatu untuk membuat penampilan Anda lebih menarik dengan warna berbeda, misalnya ikat pinggang besar berwarna lain, atau ganti tas tangan dan riasan dengan warna yang tak terlalu senada.

Mengenakan pakaian tak sesuai ukuran
Penting untuk Anda sadari, ukuran tubuh serta ukuran pakaian yang ingin Anda kenakan. Jangan paksakan untuk mengenakan pakaian yang sedang diskon jika ukurannya tidak sama. Hanya berpikir, "nanti juga muat" atau "nanti aku akan diet, kok". Nyatanya, Anda hanya akan buang-buang uang. Sebaiknya, kenakan pakaian yang memang nyaman di tubuh, tidak membuat saluran napas atau peredaran darah Anda tersumbat. Jangan terlalu memusingkan Anda harus selalu ikut tren. Hanya karena jins Anda pas kuliah kembali menjadi tren, lalu Anda paksakan untuk memakainya. Wah, itu tak hanya akan membuat Anda seperti korban fashion, tapi juga membuat Anda tak nyaman bergerak. Tak lucu, kan jika tiba-tiba teman Anda menyapa sambil menatap timbunan lemak yang "tumpah" di bagian perut Anda? Maka, sebelum membeli pakaian, selalu pastikan Anda mencobanya di kamar pas, biasanya mereka menyediakan 3 buah cermin dari berbagai arah untuk memastikan pakaian itu pas di tubuh Anda dari berbagai sudut pandang.

Investasi pada sepatu tanpa hak yang cantik
Di Jakarta, biasanya kita terbiasa dengan lalu lintas yang sangat padat. Tak jarang, di pagi hari kita harus berjibaku dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia hanya untuk tiba di kantor. Berdesakan, berlarian mengejar bus, atau berlari kecil dari jalan raya menuju kantor karena sudah terlambat. Wah, bayangkan kerja keras kaki Anda yang harus melewati itu semua. Tak heran orang-orang memilih alas kaki tanpa hak untuk bertarung melawan itu semua, lalu ganti sepatu setibanya di kantor. Namun, Anda perlu perhatikan pula alas kaki yang Anda pilih untuk bertarung di jalanan itu. Kebanyakan orang sudah berinvestasi di baju kerja yang bagus, sayang kan kalau tiba-tiba di bawahnya dipasangkan dengan sandal jepit. Tak hanya membuat tampilan Anda terlihat asal, tetapi juga berbahaya. Kaki Anda bisa terluka, karena kulit terekspos begitu saja. Lebih amannya, beli sepatu semacam ballerina flat atau sepatu tertutup yang tanpa hak. Untuk kenyamanan, plus keamanan kaki Anda. Siapa tahu, ketika dalam perjalanan Anda bertemu calon klien, betapa leganya Anda sudah berinvestasi pada sepatu yang mengkomplimen penampilan.

Tips semacam ini perlu diketahui untuk membuat Anda semakin kaya akan pengetahuan dan bisa tampil sebaik mungkin, bukan untuk membebani Anda.

Awas, Skinny Jeans Bikin Sakit Saraf


Hati-hati mengenakan pakaian yang terlalu ketat. Bisa menghambat aliran saraf dan darah di tubuh.


Wanita memang mahluk yang konsumtif. Hal ini tidak perlu dielakkan lagi. Wanita selalu ingin tampil semenarik mungkin. Dari sepatu stilleto runcing berhak tinggi, oversized bag yang sangat berat, hingga baju yang sangat ketat supaya terlihat lebih ramping. Pakaian semacam itu tak mungkin setiap hari dikenakan, karena kurang nyaman. Salah satu jenis pakaian yang bisa berbahaya jika dikenakan setiap hari adalah skinny jeans.

Adalah Parmeet Ghoman (28) yang tinggal dekat San Fransisco, Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa ia adalah salah satu wanita yang tak masalah harus tersiksa demi fashion. ”Saya adalah tipe orang yang membeli sepatu 2 ukuran lebih kecil dari ukuran kaki saya hanya karena modelnya lucu, karena mereka (toko) sedang obral,” terangnya. Akibat kebiasaannya yang senang mengenakan pakaian ketat, ia pun harus mengalami rasa sakit.

Suatu waktu di bulan Desember, ketika sedang mengenakan skinny jeans super ketatnya, Ghoman merasakan suatu perasaan aneh dari kaki hingga paha. Ketika bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan, dan perasaan itu makin aneh. Ia merasa seperti melayang, karena tak bisa merasakan kakinya.

Dr. John England, neurologis dari American Academy of Neurology, New Orleans, mengatakan, “Pada beberapa orang, saraf sangat rentan terhadap tekanan.”Skinny jeans yang dikenakan Ghoman bisa jadi merupakan penyebabnya. Celana tersebut menciptakan suatu kondisi yang dinamakan meralgia paresthetica, yang juga disebut sebagai ’sindrom sensasi menggelitik di paha’ (tingling thigh syndrome). Hal ini bisa terjadi jika ada tekanan secara terus-menerus. Untuk kasus Ghoman, adalah celana superketatnya yang menghambat saraf femoralnya, yang menciptakan rasa kebas, atau rasa terbakar di daerah paha.

Umumnya, penderita kelainan pada saraf semacam ini adalah para pekerja konstruksi, atau polisi dengan sabuk yang diikatkan di paha, wanita hamil atau orang dengan kondisi obesitas, juga akibat sabuk pengaman di mobil yang mengalami kecelakaan. Namun, belakangan, kondisi semacam ini sering ditemukan pada wanita dengan berat badan normal. Penyebabnya, tak lain dan tak bukan, celana denim yang terlalu ketat.

Saraf femoral cutaneous menjalar dari bagian luar pelvis dan ke arah paha. Ini merupakan saraf murni, tak mengatur otot atau pun menyokong kekuatan. Apa pun yang terlalu ketat di daerah paha secara potensial bisa menekan saraf yang melalui daerah tersebut. Dr. William Madosky, pelaku kesehatan chiropractic dari Richmond Heights, Missouri, mengatakan, bahwa sepatu hak tinggi semakin menambah kemungkinan sensasi mati rasa karena sepatu hak tinggi menopang tubuh ke arah depan, sehingga menumpu ke depan, menekan pelvis ke depan, meningkatkan tekanan terhadap saraf tadi.

Madosky juga mengatakan, belum ada catatan bahwa rasa sakit di paha akibat tekanan tersebut bisa menjadi sakit permanen. Biasanya hanya sementara, asal penyebab tekanan tadi diganti, dan tidak lagi dikenakan.

Tipe Ibu Seperti Apakah Anda?



Menjadi seorang ibu merupakan masa-masa paling penuh tantangan dalam hidup seorang wanita. Suatu saat Anda merasa jadi orang paling bahagia sedunia, tetapi pada saat yang lain Anda merasa sangat sedih dan sendiri. Memiliki seorang bayi merupakan sebuah perubahan yang sangat besar dalam hidup seseorang yang secara alamiah memerlukan sebuah adaptasi dari Anda.

Sifat dasar seorang wanita biasanya memiliki sebuah pola dan sebuah refleksi diri bisa membantu kita menghadapi ekspektasi dan emosi untuk menghadapi kebahagiaan dan tantangan menjadi seorang ibu.

Mengenali siapa diri Anda dan memahami bagaimana cara alamiah Anda menghadapi masalah bisa membantu Anda menjalani emosi, memutuskan sebuah masalah, dan beradaptasi pada situasi baru sambil menikmati waktu bahagia dalam hidup Anda.

Umumnya, ada lima tipe kepribadian calon ibu, seperti dipaparkan www.femalefirst.co.uk, yakni

* Pencemas
Tipe ibu yang kecanduan dalam mencari informasi. Secara sadar-tak sadar selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya. Selalu mencari nasihat dari teman, keluarga, banyak membaca majalah dan buku-buku kehamilan. Meski hal ini baik untuk memperkaya pengetahuan, namun terkadang bisa membuat Anda kelelahan dengan banyaknya informasi yang didapat. Tak jarang Anda malah bingung memutuskan sesuatu karena terlalu banyak informasi.

Jika Anda merasa menjadi ibu tipe yang seperti ini, penting untuk diingat, bahwa sangat alamiah untuk mencemaskan hal yang paling berharga dalam diri Anda -yakni bayi Anda. Untuk menghindari kebingungan, kurangi banyaknya sumber informasi. Hanya gunakan satu situs untuk mencari informasi, cukup temui satu dokter yang Anda nyaman untuk diajak berdiskusi, dan untuk mendapatkan informasi faktual bagi Anda dan si buah hati.

* Kompetitif
Seorang ibu yang kompetitif selalu ingin menjadi yang terdepan dari yang lainnya. Anda mungkin orang yang pertama kali hamil di antara teman-teman Anda. Karena itu, Anda pasti yang paling banyak membaca buku-buku pengetahuan seputar kehamilan. Biasanya, karena sifat alami Anda yang senang berkompetisi, Anda sering mengabaikan informasi dari orang lain karena merasa sudah paling tahu.

Tak jarang, Anda membagi informasi tanpa perlu ditanya. Sebenarnya pengetahuan Anda mungkin memang sudah cukup banyak, namun tak ada salahnya untuk mendengarkan orang lain sekali waktu. Yang terpenting adalah Anda mengetahui apa yang terbaik untuk Si Kecil, apa pun yang dilakukan orang lain.

* Profesional
Tipe semacam ini, tipe yang sangat teratur, rasional, pengikut sistem. Ibu profesional tak mau kompromi jika berkaitan dengan bayinya. Anda akan melahirkan di rumah sakit, dikelilingi peralatan medis, dokter, dan personel medis yang sangat profesional untuk mencegah komplikasi yang tak diduga. Anda akan mencoba mencari rasionalisasi mitos-mitos seputar kehamilan dan kelahiran, selalu berkonsultasi dengan dokter. Jika ini adalah tipe Anda, cobalah untuk bersantai sejenak.

Meski persiapan memang penting, biarkan bidan atau dokter Anda membimbing Anda setiap jalannya. Jangan terlalu tegang. Kebanyakan kebahagiaan dan pelajaran menjadi seorang ibu datang dari hal-hal yang datang mendadak, dan hal-hal seperti inilah yang akan Anda ingat ke belakang dan rasakan bahagianya. Dengan lebih bersantai, Anda akan menjadi lebih fleksibel menghadapi permasalahan menjadi seorang ibu. Anda kan lebih bisa menempatkan diri untuk menghadapi permasalahan yang datang sebagai seorang ibu.

* Naturalis
Tipe seperti ini ingin memberikan segala hal yang natural untuk bayinya. Sebagai seorang ibu yang naturalis, Anda akan mengelilingi diri dengan segala hal yang organik, makan makanan yang simpel, natural, dan penuh nutrisi sehat. Lebih memilih pengobatan alternatif ketimbang medis, dan Anda akan memilih penyembuhan di rumah. Anda akan lebih tenang jika si bayi berada di rumah sendiri.

Jika ini adalah tipe Anda, penting untuk diingat, agar Anda harus bisa menyeimbangkan kebutuhan bayi Anda dengan keadaan. Anda perlu tahu, apakah Anda bisa menangani pertumbuhan Si Kecil dengan bantuan alam sepenuhnya saja? Ataukah masih ada kesempatan Si Kecil untuk berkenalan dengan dunia medis? Untuk lebih bisa membuat keputusan yang terbaik bagi anak, sebaiknya Anda pintar-pintar memperkaya diri dengan pengetahuan di bidang medis dan alamiah.

* Tak khawatir
Tipe ini menghadapi hidup dengan santai dan tanpa beban. Anda merasa bahwa ibu, kakak perempuan, teman, dan wanita lain di dunia baik-baik saja menghadapi kehamilan dan kelahiran tanpa perlu banyak kerepotan. Jadi, pasti Anda pun akan baik-baik saja. Anda biasanya tenang saja menghadapi tantangan. Meski penting untuk menikmati menjadi seorang ibu, namun penting juga untuk memperkaya diri dengan informasi diri seputar masalah ibu, bagaimana saat menghadapi sakit, atau saat Anda sulit tidur pada malam hari.

Untuk memastikan bahwa Anda membekali diri dengan segala pengetahuan seputar kehamilan, keibuan, dan lainnya, temui dokter atau bidan Anda segera setelah Anda mengetahui bahwa Anda hamil.

Manisnya Iman

Seseorang akan merasakan manisnya iman bermula manakala di dalam hatinya terdapat rasa cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya, manisnya akan semakin dirasakan bila seseorang berusaha untuk senantiasa menyempurnakan cintanya kepada Allah, memperbanyak cabang-cabangnya (amalan yang dicintai Allah swt.) dan menangkis hal-hal yang bertentangan dengan kecintaan Allah swt.

Apa buktinya bila seseorang telah merasakan manisnya Iman?

Buktinya, ia akan selalu mengutamakan kecintaanya kepada Allah daripada mementingkan kesenangan dan kemegahan dunia, seperti bersenang-senang dengan keluarga, lebih senang tinggal di rumah ketimbang merespon seruan dakwah dan asyik dengan bisnisnya tanpa ada kontribusi sedikitpun terhadap kegiatan jihad di jalan Allah swt. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah : 24

“Katakanlah: “Jika bapa-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

Memprioritaskan kecintaan kepada Allah akan melahirkan perasaan ridha

Bila seseorang senantiasa mengutamakan kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan-Nya, daripada kepentingan dirinya sendiri, maka akan lahirlah sikap ridha terhadap Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai din-nya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Keridhaannya itu dibuktikan dengan selalu menghadiri halaqahnya, terlibat dengan kegiatan dakwah di lingkungannya dan menginfakkan sebagian harta dan waktunya untuk kemaslahatan tegaknya agama Allah swt.

Apa yang dirasakan oleh seseorang bila ia telah ridha terhadap Allah, agama dan Rasulnya?

Pertama, Ia akan merasakan “Istildzadz at-Thaa’ah”, lezatnya ketaatan kepada Allah swt., baik dalam shalatnya, tilawah Qur’annya, pakaian dan pergaulan islaminya, perkumpulannya dengan orang-orang shaleh dan keterlibatannya dalam barisan dakwah

Kedua, Ia juga akan merasakan “Istildzadz al-masyaqat”, lezatnya menghadapi berbagai kesulitan dan kesusahan dalam berdakwah. Kelelahan, keletihan, dan hal-hal yang menyakiti perasaannya akibat celaan orang karena menjalankan syariat Islam, atau bahkan mencederai fisiknya, semua itu semakin membuatnya nikmat dalam berdakwah. Semua inilah yang akan senantiasa melahirkan manisnya Iman.

“Istildzaadz at-thaa’ah”, lezatnya ketaatan kepada Allah ditunjukan oleh wanita Anshar dan Muhajirin, tatkala turun wahyu yang memerintahkan mereka untuk berhijab dan menutrup auratnya, mereka langsung meresponnya dengan senang hati dan lapang dada, tanpa merasa berat sedikitpun. Aisyah ra. yang menjadi saksi mata atas hal ini berkata :

رَحِمَ الله ُنِسَاءَ اْلاَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَاتِ لَمَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِنَّ “وَلْيَضْرِبْنَ مِنْ جَلاَ بِيْبِهِنَّ عَلَى جُيُوْ بِهِنَّ” شَقَقْنَ مُرُوْطَهُنَّ فَلْيَخْتَمِرْنَ بِهَا

“Semoga Allah merahmati wanita Anshar dan Muhajirin, tatkala turun kepada mereka ayat “hendaknya mereka mengenakan kain panjang (jilbab) sampai ke atas dada mereka,” mereka memotong kain-kain mereka, lalu mereka menjadikan kain-kain itu sebagai penutup kepalanya

Abu Ayub Ayub Al-Anshary, ketika mendengar seruan jihad, Dalam surat At-Taubah : 41

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.”

Abu Ayub berseru kepada anak-anaknya, “Jahhizuuny! Jahhizuuny!” siapkan peralatan perangku!. Anak-anaknya membujuk agar bapaknya tidak perlu berangkat untuk berjihad, karena usianya sudah udzur, cukup di wakilkan saja oleh anak-anaknya. Abu Ayyub menolak bujukan anak-anaknya seraya berkata : “ketahuilah wahai anak-anakku, yang dimaksud ayat tersebut adalah خِفَافًالَكُمْ وَثِقَالاً لٍي , ringan bagi kalian berat bagiku, beliaupun tetap berangkat dan menemukan syahidnya dalam perjalanan jihad tersebut. (lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Sedangkan Lezatnya kesulitan (Istildzadz al-masyaqqah) dalam dakwah dirasakan oleh Rasulullah saw., ketika beliau menghadapi ketidaksukaan orang-orang kafir terhadap ajaran Islam, sebagaimana yang ditunjukan oleh masyarakat Thaif ketika Rasulullah saw. hijrah ke sana, yaitu pada saat Nabi menyampaikan dakwahnya, mengajak mereka untuk menerima ajaran Islam, tetapi tidak ada sedikitpun sambutan baik dari para tokoh mereka, bahkan dengan nada yang sangat melecehkan dan menyakitkan, mereka menanggapi dakwah Nabi seraya berkata,

“Coba kau robek kiswah ka’bah jika engkau memang benar-benar utusan Allah.”

Yang lainnya pun turut berkomentar,

“Apa tidak ada lagi orang yang lebih pantas diutus oleh Allah selain engkau?”

Dengan penuh kesabaran dan ketabahan Rasulullah saw. menerima kenyataan pahit tersebut, beliau tetap berlapang dada dan tidak mempermasalahkan tentang penolakan dan penentangan mereka. Oleh karena itu ketika malaikat penjaga gunung Alaihissalaam menawarkan kepada Nabi, bila beliau setuju ia akan mengangkat dua buah bukit yang ada di Thaif lalu ditimpakan kepada mereka, dengan penuh kelembutan dan kasih sayang Rasulullah saw. menanggapinya seraya berkata,

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Tetapi aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka kelak orang-orang (generasi) yang beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.”

Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamroh mengibaratkan manisnya iman dengan sebuah pohon, sebagaimana firman Allah :

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (Ibrahim : 24)

Yang dimaksud kalimat dalam ayat tersebut adalah kalimatul ikhlas لا اله الا الله, batang pohonnya adalah pangkal iman, cabang dan rantingnya adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dedaunannya adalah kepedulian terhadap kebajikan, buahnya adalah amal ketaatan, rasa manisnya adalah ketika memetiknya, dan puncak manisnya adalah ketika matangnya sempurna saat dipetik, disitulah sangat terasa manisnya.

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ)). (رواه البخاري ومسلم وهذا لفظ مسلم).


Dari Anas ra, dari Nabi saw. bersabda, “Tiga perkara jika kalian memilikinya, maka akan didapati manisnya iman. (Pertama) orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. (Kedua) agar mencintai seseorang semata-mata karena Allah swt. (Ketiga), tidak senang kembali kapada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah swt, sebagaimana ketidak-senangannya dilempar ke dalam api neraka.” (HR Bukhar Muslim dengan redaksi Muslim)

عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ((ذَاقَ طَعْمَ الإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً)) (رواه مسلم).

Dari Al-Abbas bin Abdil Muttalib, bahwasanya ia mendengar Rasulallah saw. bersabda, “Telah merasakan lezatnya iman seseorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai dinnya dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim)

Hadits ini sangat agung maknanya, termasuk dasar-dasar Islam, berkata para ulama, “Arti dari manisnya iman adalah mersakan lezatnya ketaatan dan memiliki daya tahan menghadapi rintangan dalam menggapai ridha Allah dan Rasul-Nya, lebih mengutamakan ridha-Nya dari pada kesenangan dunia, dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam hadits tersebut Rasulullah saw. menjelaskan bahwa tiga perkara bila kalian berada di dalamnya maka akan didapati manisnya iman, karena sarat mendapatkan manisnya sesuatu adalah dengan mencintainya, maka barang siapa yang mencintai sesuatu dan bergelora cintanya, maka ketika berhasil mendapatkannya, ia akan merasakan manis, lezat dan kegembiraannya. Karena itu seorang mukmin yang telah mendapatkan manisnya iman yang mangandung unsur kelezatan dan kesenangan akan diiringi dengan kesempurnaan cinta seorang hamba kepada Allah swt. Dan kesempurnan itu dapat diwujudkan dengan tiga hal.

Pertama : menyempurnakan cinta kepada Allah yaitu dengan menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari yang lainnya, karena cinta kepada Allah tidak cukup hanya sekedarnya, tetapi harus melebihi dari yang lain-Nya

Kedua : menjadikan cinta kepada Allah menjadi pangkal dari cabang cinta kepada yang lain, yaitu mencintai orang lain semata-mata karena dan untuk Allah swt., sehingga dalam mencintai ia tetap mengikuti prosedur dan mekanisme cinta yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah, misalnya tidak berkhalwat, menyegerakan akad nikah dan menghindari perbuatan yang mendekati pada perzinahan. (tidak pacaran) (QS. 24 : 30-31, 33 : 59)

Menolak segala hal yang bertentangan dengan cinta-Nya, yaitu tidak menyukai hal-hal yang bertentangan dengan keimanan melebihi ketidaksukaannya bila dirinya dilemparkan ke dalam api neraka.

عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قاَلَ : ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلِايْمَانِ :اَلاْنِفْاَقُ مِنَ اُلاِقْتَارِ ، وَإِنْصَافُ النَّاسِ مِنْ نَفْسِكَ ، وَبذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ (رواه عبد الرزاق) علقه البخاري في (كتاب الايمان)

Amar bin Yasir berkata, “Ada tiga hal yang barangsiapa berada di dalamnya ia merasakan manisnya keimanan, berinfak dari kekikiran, bersikap adil terhadap manusia dari dirinya, dan mengupayakan keselamatan (salam) bagi alam.” (Diriwayatkan Abdurazzaq, Bukhari mencantumkannya di kitab Al-Iman).

Hadits yang dibawakan oleh Amar bin Yasir ra. tersebut di atas, juga menjelaskan tentang tiga hal yang dapat mendatangkan manisnya iman

Pertama : berinfak secukupnya, tidak berlebihan sehingga menzalimi hak-hak yang lainnya, tapi juga tidak kikir dengan hartanya

Kedua : bersikap objektif, tidak menghalanginya untuk berbuat baik dan adil kepada manusia, walaupun ada kaitannya dengan kepentingan diri sendiri, misalnya walaupun disakiti dan dizalimi oleh seseorang, tetapi tidaka menghalanginya untuk memaafkannya dan tetap berbuat baik kepadanya

Ketiga : Menebarkan kesejahteraan kepada seluruh alam semesta, memperjuangkan sesuatu demi kebaikan manusia dan seluruh makhluk lainnya, seperti dengan melakukan kegiatan amal siasi maupun amal khidam ijtima’i (kegiatan sosial)

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ يَجِدْ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلاِيْمَانِ : تَرْكُ اْلمِرَاءِ فيِ الْحَقِّ ، وَاْلكِذْبُ فِي اْلمُزَاحَةِ ، وَيَعْلَمُ أَنَّ مَا أَصَابَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَهُ ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَهُ. (رواه عبد الرزاق)

Ibnu Mas’ud juga berkata, “Ada tiga hal yang barangsiapa berada di dalamnya akan merasakan manisnya iman, menghindari perdebatan dalam hal kebenaran, tidak berdusta dalam bercanda, dan menyadari bahwa apa yang akan menimpanya bukan karena kesalahannya dan apa kesalahannya tidak menyebabkan ia tertimpa (musibah).” (Diriwayatkan Abdurrazzaq).

عن أنس مرفوعا: “لاَ يَجِدُ عَبْدٌ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ حَتىَّ يَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَهُ ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَهُ … ” الحديث . أخرجه ابن أبي عاصم ( 247 ) بإسناد حسن عنه. (الألباني - السلسلة الصحيحة)

Dari Anas secara marfu’ mengatakan, “Tidaklah seorang hamba merasakan manisnya keimanan sehingga dia menyadari bahwa apa yang akan menimpanya bukan karena kesalahannya dan apa kesalahannya tidak menyebabkan ia tertimpa (musibah).” Hadits tersebut dikeluarkan Ibnu Abi Ashim, hadits sahih dengan sanad yang baik, termaktub dalam silisilah hadits sahih karya Imam Albani.

(قُلْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ) * وَالْغَضُّ عَنِ الْمَحَارِمِ يُوْجِبُ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ، وَمَنْ تَرَكَ شَيْئًا لِلّهِ عَوَّضَهُ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ، وَمَنْ أَطْلَقَ لَحَظَاتِهِ دَامَتْ حَسَرَاتُهُ. (فيض القدير 1/677).

“Katakanlah kepada mukmin laki-laki agar menahan pandangan mereka…” (An-Nur: 30). Yaitu menahan dari apa yang diharamkan Allah swt. pasti akan mendatangkan manisnya iman, dan barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik darinya, dan barangsiapa yang membebaskannya walau hanya sekejap maka akan abadi penyesalannya”


عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا مِنْ حَقِّهِ عَلَيْهَا، وَلاَ تَجِدُ امْرَأَةٌ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا عَلَى قَتَبٍ.” (المعجم الكبير للطبراني)

Dari Muadz bin Jabal berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Seandainya aku memerintahkan seseorang bersujud kepada yang lainnya, maka akan aku perintahkan isteri sujud kepada suaminya, karena hak-hak suami atasnya, dan tidaklah seorang wanita mendapatkan manisnya iman sehingga Ia menunaikan hak suaminya, walaupun suaminya memintanya, sedang Ia sedang berada di atas sekedupnya

قاَلَ اِبْنُ رَجَبْ فِي (فَتْحِ الْبَارِي: 1/27): فَإِذَا وَجَدَ اْلقَلْبُ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَحَسَّ بِمَرَارَةِ اْلكُفْرِ وَاْلفُسُوْقِ وَاْلعِصْيَانِ وَلِهَذَا قَالَ يُوْسُفُ عَلَيْهِ السَّلاَم ُ: {رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ} [يوسف33].


Ibnu Rajab berkata dalam kitab Fathul Bari 1/27 : “Maka apabila sebilah hati telah mendapatkan manisnya iman, maka ia akan sensitif merasakan pahitnya kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan, karena itulah Nabi Yusuf AS berkata : “Ya Rabb! Penjari lebih aku sukai daripada apa yang mereka serukan kepadaku” (QS. Yusuf : 33)

Senin, 25 Mei 2009

Fungsi Doa

Wanita sufi Rabiah Al Adawiyah, sedang berlayar bersama para penumpang lain menuju sebuah pulau kecil. Tiba-tiba badai berhembus dan ombak pun menggila di tengah samudera. Semua cemas, karena maut sudah berada di depan mata. Tetapi ada seorang anak muda berambut sampai ke telinga, terlihat cuma diam seraya bertafakkur. Padahal perahu sudah oleng ke kiri dan ke kanan, air telah menggenang hingga ke mata kaki. Seorang lelaki tua menegur marah, ''Hai, anak muda, tulikah telingamu, butakah matamu? Perahu hampir karam, kamu hanya diam. Berdoalah untuk memperkuat permohonan kami kepada Tuhan.'' Dengan tenang pemuda itu menggumam, ''Tiada seorang hamba pun mampu menghalangi kehendak Sang Mahakuasa. ''Lalu ia menunduk kembali, tak ada yang dilakukan kecuali menekurkan kepala dengan khusuk, seraya mengangkat tangan seolah memberi aba-aba agar badai berhenti. Betul, tak lama kemudian, lautan yang ganas menjadi jinak, angin lantas bertiup sepoi-sepoi, dan perahu melaju tanpa goncangan.

Rabiah bertanya takjub, ''Hai anak muda, demi Allah, kekuatan apa yang kau miliki sampai badai dapat kautundukkan dan gelombang bisa kautaklukkan?'' Pemuda itu menjawab ramah, ''Kalian orang-orang beriman. Bukankah kita hanya makhluk yang fana? Apa wewenang kita menolak kemauan Tuhan? Apa kekuatan kita menantang kekuasaanNya? Seharusnya, bersabarlah menahan diri dari segala keinginan kita karena Dia, nanti Dia berkenan menahan diri dari keinginan-Nya untuk kita. Jangan mengancam Dia dengan kebiasaan kita, nanti Dia menghancurkan kita dengan kedahsyatan kekuasaanNya.'' Jawaban itu tak hanya membuat Rabiah terhenyak dan para penumpang lain tertegun, bahkan perjalanan zaman seakan merekamnya melalui bencana demi bencana yang datang silih berganti. Lihatlah, ilmu siapa yang mampu membungkam gunung kalau hendak meletus, kehebatan bangsa mana yang dapat meredam gempa kalau sudah saatnya harus melanda? Lalu, apakah doa dapat menangkal bencana? Menurut Tuhan, bisa. Alquran menandaskan, ''Bermohonlah kepada-Ku, pasti Kukabulkan bagimu.'' (Q. S. 40: 60).

Sayangnya, manusia acapkali berdoa tanpa kesungguhan dan keyakinan akan manfaatnya. Memang mengangkat tangan sambil mengumandangkan rangkaian kata yang indah terdengar seperti doa. Padahal itu cuma upacara, hanya formalitas. Apalagi kalau dibaca di depan pejabat atau para orang besar. Pada hakikatnya getaran hati tatkala seorang hamba tengah mengangkat tangan seraya bermunajat dengan tulus dan pasrah, itulah kekuatan sakral yang mampu mengoyak batas antara makhluk dan Sang Pencipta

6 Janji yang Bikin Hubungan Makin Erat

Sepuluh tahun pernikahan, seringkali menjadi tantangan tersendiri. Karir yang mulai mapan, ditambah anak-anak yang semakin besar, membuat kita lupa bagaimana indahnya mendengar sweet promise atau janji manis dari pasangan.

Padahal janji manis adalah medium untuk membuat kita selalu jatuh cinta pada pasangan. Karena janji manis merupakan blueprint dari rasa cinta yang dilakoni setiap harinya. Psikolog John Gottman, PhD, bahkan menyakini, janji manis yang diucapkan setiap hari akan mengkristal dalam hati. "Kristalisasi inilah yang nantinya menjadi wujud nyata dari cinta."

Lalu janji manis seperti apa yang dapat melanggengkan komitmen berbagi hidup bersama pasangan?

"I vow to not go to bed angry"
Memberikan punggung pada pasangan usai bertengkar, ternyata bukan reaksi yang bijak. Penelitian yang dilakukan University of Washington mengungkapkan, pertengkaran yang dibawa tidur hanya akan meningkatkan gengsi ketimbang rasa sayang kita terhadap pasangan. Maka penelitian yang dilakukan pada Love Lab ini, mendorong setiap pasangan menyelesaikan masalah sebelum tidur. Tujuannya hanya satu, menyelesaikan permasalahan yang menguntungkan kedua belah pihak.

"I vow to keep our romance going -even when I'm not feeling romantic"
Kerja yang menumpuk yang dibayangi dengan acara rutin keluarga besar, sering kali membuat kita lupa akan kesenangan yang dilakukan sebelum menikah. Menonton film atau makan di restoran romantis, misalnya. Padahal momen berdua ini akan membuat kita dapat saling memperhatikan secara utuh. Habiskanlah waktu bersama di akhir pekan, untuk menyadari bahwa pasangan yang ada di samping kita adalah yang terbaik bagi kita.

"I vow to be honest"
Berapa kali kita rela menemani pasangan menonton siaran langsung sepak bola yang sebenarnya tidak kita sukai? Mencoba untuk menikmati, sebenarnya hanyalah menyiapkan bom waktu. Karena di dalam hati kita marah dan jenuh. Berjanji untuk menemani pasangan dalam keadaan suka dan duka, bukan berarti menyembunyikan kejujuran. Justru definisi cinta sejati adalah saat kita bisa jujur mengekspresikan apa yang kita rasa dalam kebersamaan.

"I vow to stay faithful -even if I'm tempted
Polling mengungkapkan 28 persen laki-laki yang sudah menikah, akan mengalami affair pada usia 50 tahun. Dan 17 persen perempuan yang sudah menikah, juga mengalami hal yang sama. Memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis adalah hal yang wajar. Tapi yang membuat komitmen kita berbagi hidup selamanya lebih memiliki makna adalah ketika kita tidak ingin menguji diri kita sendiri.

"I vow to take care of myself"
Tanpa disadari menjaga dan merawat diri adalah cara untuk membuat pasangan kita selalu jatuh cinta. Kesehatan fisik dan emosi adalah modal utama untuk dapat mendampingi pasangan. Apabila kita sakit, pasangan kita pasti akan merasa kurang bersemangat menjalani rutinitas. Alhasil, hari-hari yang dijalani pun terasa lebih berat dari biasanya karena tidak ada kesenangan yang dapat dinikmati bersama.

"I vow to cultivate intimacy"
Tidak ada salahnya untuk menyediakan waktu untuk bermesraan. Waktu bermesraan ini, adalah cara untuk memperdalam ikatan dengan pasangan. Kita mendengarkan apa yang menjadi masalah terbesarnya, tanpa harus menggurui. Posisikan diri sebagai seorang pendangar yang baik. Kadang kala, memiliki pendengar yang baik adalah terapi terbaik untuk melepaskan stres.

Sabtu, 23 Mei 2009

Makna Persahabatan



Pertumbuhan jiwa manusia, selain karena bakat-bakat alam yang dibawa sejak lahir, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, termasuk lingkungan pergaulan dan persahabatan. Demikian pendapat penganut madzhab konvergensi atau interaksionisme yang merupakan sintesis dari madzhab nativistik dan environmentalistik.

Di kalangan umat Islam, terutama kaum sufi dan orang-orang yang menaruh perhatian dan concern terhadap pendidikan moral umat, pengaruh positif-negatif dari pergaulan dan persahabatan itu sudah cukup lama menjadi perbincangan. Tak heran bila diskursus atau wacana tentang persahabatan itu (shuhbah) selalu mewarnai karya-karya mereka. Suhrawardi, lewat bukunya 'Awarif al-Ma'arif, menyebut persahabatan itu sebagai kecenderungan fitri manusia dan merupakan salah satu dari sekian banyak nikmat dan anugerah Allah SWT (Q.S. 3:103).

Persahabatan, kata Suhrawardi, dapat diibaratkan seperti pintu yang akan mengantar manusia menuju sorga atau neraka. Mengapa? Jawabannya, seperti diutarakan Ibn Abbas, karena persahabatan dapat menimbulkan kebaikan dan keburukan sekaligus. ''Tak ada yang dapat merusak manusia selain manusia itu sendiri,'' demikian Ibn Abbas. Agar persaudaraan dan persahabatan itu melahirkan kebaikan-kebaikan, duniawi maupun ukhrawi, maka dalam persaudaraan itu harus ditegakkan nilai-nilai atau sifat-sifat yang terpuji. Di antaranya adalah sifat saling tolong menolong dalam kebaikan (Q.S. Al-Maidah, 2), saling berpesan dalam kebenaran (Q.S. Al-Balad, 17), dan saling kasih mengasihi di antara mereka (Q.S. Al-Fath, 29).

Persaudaraan dan persahabatan harus pula didasarkan pada kesamaan idealisme dan cita-cita. Dalam kaitan ini, Ibnu 'Athailah, lewat kitab Hikam-nya mengingatkan. Katanya: ''Jangan kamu bergaul dan berteman dengan orang yang idealisme, cita-cita, sikap, dan prilakunya tidak mendorongmu ke jalan yang benar, yaitu jalan Allah SWT.'' Ini mengandung makna bahwa tidak setiap orang layak dijadikan sebagai teman atau sahabat.

Persaudaraan yang sejati, menurut satu Hadits, adalah persaudaraan antara dua anak manusia yang diikat oleh tali dan rasa cinta kepada Allah SWT. Lalu, mereka hidup bersama karena Allah, berjuang bersama karena Allah, dan mati bersama juga karena Allah. Inilah realitas persaudaraan yang sungguh sangat sejati dan abadi.

Dalam kehidupan di mana sekat-sekat antara kebenaran dan kebatilan semakin kabur (tasyabuh), maka identifikasi tentang siapa kawan dan siapa lawan menjadi kabur pula. Dalam keadaan demikian, petuah kaum sufi dalam wacana persaudaraan menjadi relevan untuk direnungkan kembali. Semoga persaudaraan dan persahabatan kita kekal dan abadi

Cinta atau Mahabbah



Salah satu sentral maqamat tasauf adalah cinta atau mahabbah, dan tokoh sufi yang biasa menjadi acuan maqamat cinta ini adalah Rabi'ah al- 'Adawiyah. Ketika Rabi'ah ditanya apakah ia membenci setan, ia menjawab bahwa cintanya kepada Tuhan tidak memberi tempat di dalam hatinya untuk membenci kepada siapa pun. Dalam konsep tasauf, tingkat cinta Rabi'ah al- 'Adawiyah itu merupakan cinta yang tertinggi kualitasnya.

Dalam kitab Ihya 'Ulum al-Din, Imam Ghazali menjelaskan bahwa kualitas cinta terbagi menjadi empat tingkatan. Pertama, cinta diri (al-muhibb linafsih), yakni orang yang hanya mencintai dirinya saja. Segala macam kebaikan, kesetiaan, pengorbanan, dan kesungguhan orang lain diukur dengan apakah berhubungan dengan kesenangan dirinya atau tidak. Cinta model ini, Imam Ghazali menyebutnya sebagai yang terendah kualitasnya.

Kedua, adalah cinta kepada orang baik sepanjang kebaikan orang lain itu membawa kebaikan bagi dirinya (al-muhsin alladzi ahsana ilaihi). Ia siap membayar cinta dengan cinta, kehangatan dengan kehangatan, pemberian dengan pemberian. Sebaliknya, jika orang itu menjadi dingin ia pun membalasnya dengan dingin, bahkan ia pun siap dengan kebencian manakala orang itu membencinya.

Kualitas cinta seperti ini tak ubahnya seperti cinta pedagang, artinya ia siap memberi sebanding dengan apa yang ia terima, pedagang pekerjaannya mencari keuntungan, dan kalau ia mau bersusah payah adalah karena ia membayangkan keuntungan yang bakal diterimanya. Psikologi cinta pedagang, menurut Ghazali, adalah terletak pada kepuasannya menerima, bukan pada memberi.

Ketiga, adalah cinta kepada orang baik meskipun ia tidak memperoleh apa pun dari orang baik itu. Kualitas cinta seperti ini seperti cinta seseorang kepada Nabi SAW atau kepada ulama terdahulu. Meski tak pernah berjumpa dengan mereka, ia mencintainya, ingin meniru kebaikannya, mau berkorban demi ide-idenya. Bahkan ketika mempunyai anak, ia memberi nama dengan namanya. Psikologi cinta orang seperti ini, Ghazali menjelaskan, terletak pada kepuasan memberi, bukan kepuasan menerima.

Keempat, adalah cinta kepada kebaikan an sich, tanpa embel-embel (al ihsan mahdlah). Bagi orang yang memiliki kualitas cinta seperti ini, kebaikan, ketulusan, kesungguhan, pengorbanan adalah suatu nilai yang bisa berpindah-pindah. Orang memang terkadang baik, tulus, dedikatif, tetapi suatu saat bisa berubah sebaliknya.

Karena itu, orang yang memiliki cinta kualitas tertinggi ini tidak melihat orang, tetapi sifatnya. Sebagai misal, penjahat yang kemudian bertaubat lebih ia cintai dibanding ulama yang kemudian murtad. Ketulusan orang kecil, lebih ia cintai dibanding kefasikan pembesar. Cinta dalam kualitas seperti inilah yang dapat mengantar orang pada cinta kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang Mahabaik, Tuhan adalah kebaikan itu sendiri. Semoga kita dapat mencapai cinta yang berkualitas tinggi ini

Janji



Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah SAW menjanjikan seorang pembantu kepada Abdul Haitam bin Tayyiban. Lalu Beliau mendatangkan tiga orang tawanan perang. Dua tawanan diberikan kepada orang yang pernah dijanjikannya, sedang yang seorang lagi diberikan kepada Abdul Haitam.

Tiba-tiba Fatimah, putrinya, yang tangannya terlihat bekas menggiling bumbu meminta seorang pembantu dari Rasulullah SAW. Rasulullah menolak permintaan putrinya, seraya berkata, ''Bagaimana dengan janjiku kepada Abdul Haitam?'' Kisah di atas menggambarkan ketegasan Rasulullah SAW dalam menepati janji kepada umatnya. Beliau lebih mendahulukan kepentingan Abdul Haitam daripada putrinya. Nabi tidak menginginkan umatnya menjadi korban hanya gara-gara tidak disiplin dengan janji.

Menepati janji merupakan bagian dari ciri-ciri kaum beriman. Dengan menepati janji, semangat persatuan, kualitas hidup, dan etos kerja umat dapat tercipta dengan baik. Tak sedikit tali persaudaraan dan persahabatan yang telah dipupuk demikian baik menjadi retak hanya gara-gara pengkhianatan terhadap janji.

Karena itu, Islam melarang umatnya mengumbar pernyataan-pernyataan (deklarasi) serta janji-janji kosong tanpa bukti dan kenyataan. Firman Allah, ''Dosa besar bagi umat yang suka berkata tanpa membuktikan apa yang dikatakannya'' (Q. S. 61: 3).

Rasulullah menggolongkan orang yang suka ingkar janji sebagai ciri perbuatan munafik. ''Tiga ciri perbuatan munafik,'' sabda Nabi SAW, ''Bila bicara ia dusta, bila berjanji menyalahi, dan bila diamanati mengkhianati.'' (H.R. Bukhari dan Muslim).

Minimal ada tiga dampak positif bagi umat manusia yang senantiasa menepati janji. Pertama, tidak ada unsur yang dikecewakan dan dirugikan dalam pergaulan. Kedua, tidak ada waktu yang tersita dalam meningkatkan kualitas kerja (etos kerja). Dan ketiga, membiasakan hidup berdisiplin.

Demikian pentingnya menepati janji, sehingga para ulama di masa lalu sangat berhati-hati dan tidak gampang mengumbar janji. Itu sebabnya, Ibnu Mas'ud apabila berjanji, ia mengatakan: Insya Allah. Alquran juga mendorong kita untuk selalu menepati janji (Q. S. 5: 1).

Mengomentari ayat ini, pakar tafsir Al-Maraghi menjelaskan tiga hal janji yang perlu ditepati. Pertama, janji kepada Allah SWT. Kedua, janji kepada diri sendiri. Ketiga, janji kepada sesama manusia. Ketiga bentuk janji ini memang merupakan kaitan organik yang tak dapat dipisahkan. Bila manusia konsisten dengan tiga bentuk janji ini, ia akan dapat membentuk dirinya menjadi tegar beraktifitas, memiliki kreasi dan garapan kerja yang seimbang lahir maupun batin, bukan kehidupan yang beretika dan berbudaya lembek, malas, dan cenderung menyimpang (korup).

Di zaman pembangunan ini, kita dituntut untuk selalu membuktikan kesatuan antara pernyataan dan perbuatan. Dalam meningkatkan kualitas dan taraf hidup, umat tidak cukup hanya memberikan janji-janji abstrak yang tidak dipahami tanpa dapat ditepati dengan prestasi dan amal perbuatan

Si Dia Tak Pernah Bilang I Love You?



Kamu cinta sama aku nggak, sih?" begitu tanya seorang perempuan pada pasangannya. Sang pasangan, bukannya langsung menjawab, malah langsung terdiam kaku. Kata-kata jawaban sudah terkumpul di ujung mulutnya, tetapi sulit sekali ia mengeluarkannya. Akhirnya ia hanya tersenyum dan mengecup kening perempuan tersebut. Namun, perempuan ini masih terus mendesaknya, "Sayang nggak, sama aku?"

Barangkali Anda termasuk salah satu perempuan yang pernah mengalami hal seperti ini. Memiliki kekasih, atau suami, yang tak pernah mengucapkan rasa cinta atau sayang kepada pasangannya. Padahal, tak terhitung berapa kali "I love you" yang sudah keluar dari mulut Anda selama menjalani hubungan bersamanya. Tetapi, Si Dia tak pernah membalas pernyataan Anda. Sebaliknya, ia hanya menjawab, "Ya". Aneh sekali. Jangan-jangan Si Dia tak mencintai Anda?

Wanita memang selalu membutuhkan pernyataan, atau pengakuan cinta dari pasangannya. Jika tidak, ia akan merasa tidak aman, karena mengira perasaan itu hanya muncul dari satu pihak. Padahal, hanya karena Si Dia tidak pernah mengatakan “I love you,” tidak berarti ia tidak mencintai Anda lho. Jika ia sudah menunjukkan rasa cintanya melalui perbuatan (dengan setia menjemput Anda saat Anda harus lembur di kantor, tak pernah lupa membawakan oleh-oleh untuk Anda dan anak-anak saat ada acara jalan-jalan kantor di luar kota, atau memijat kaki Anda saat Anda mengeluh kecapekan sehabis shopping di mal), untuk apa lagi ia mengatakannya?

Memaksanya mengungkapkan perasaan juga tidak akan membuat Si Dia mengucapkan kalimat sakti itu.

Mengapa pria tidak mengucapkannya?
Ada beberapa penyebab mengapa pria tidak menyatakan rasa sayangnya kepada pasangan melalui kata-kata. Hal ini biasanya berkaitan dengan karakter pria tersebut.

1. Menurut Dr. Brenda Shoshanna, psikolog dan penulis sejumlah buku seperti Zen And The Art of Falling In Love, mengatakan "I love you," sama artinya dengan menawarkan komitmen. Bagi banyak pria, cinta diekspresikan melalui tindakan, sehingga kata-kata ini adalah janji mengenai apa tindakan selanjutnya. Hanya dengan membalas ucapan Anda, pria akan merasa harus menyetujui dukungannya pada Anda. Misalnya, menikah, membelikan rumah, dan sebagainya.

2. Pada pasangan yang masih dalam tahap pacaran, pria enggan mengucapkan kalimat tersebut karena belum yakin apakah dirinya memang betul-betul mencintai pasangannya. Bagi mereka, kata cinta harus diucapkan dari hati, dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar untuk menyenangkan hati pasangannya (meskipun ada juga yang melakukan hal ini).

3. Pria yang lain memang cenderung sulit mengekspresikan perasaannya. Orang yang sejak kecil tidak dibiasakan mengungkapkan rasa sayang kepada orangtua melalui kata-kata, ketika dewasa pun akan cenderung seperti itu. Baginya, lebih baik rasa sayang diperlihatkan melalui perbuatan, atau pemenuhan kebutuhan pasangan. Misalnya, menyediakan waktu untuk menemani Anda berbelanja di hypermarket, meskipun ia tidak menyukainya.

4. Pria yang lain lagi tidak ingin terlihat cengeng dengan mengucapkan kalimat tersebut, apalagi jika kepergok mengucapkannya di depan teman-temannya. Jika ia tahu lingkungan pergaulannya termasuk yang memiliki kebiasaan yang sama, mungkin ia pun akan melakukannya. Jika tidak, lebih baik tidak mencari masalah.

5. Pria yang pernah menghadapi kegagalan dalam hubungannya, seperti bercerai, berebut hak asuh anak, dan sejenisnya, juga akan berpikir lebih lama untuk menambahkan komitmen baru ke dalam dirinya (lihat nomor 1). Ia akan memilih lebih berhati-hati, karena tidak ingin melukai perasaan Anda, dan mengulang kesalahan yang sama.

Nah, jika Anda merasa belum yakin apakah Si Dia memang mencintai Anda, kenapa tidak langsung mengingat-ingat apa yang telah dilakukannya untuk Anda? Buat catatan mengenai hubungan Anda: Bagaimana ekspresinya saat Anda sedang sedih atau Anda sedang bersama pria yang tidak Anda kenal (bisa jadi saat cemburu pun Si Dia tidak mengungkapkannya)? Apakah ia selalu mempersilakan Anda yang memilih tempat makan? Apakah ia tidak pernah keberatan jika Anda pamit ingin jalan-jalan dengan teman-teman?

Setelah mencatat semua yang pernah diberikan pasangan kepada Anda, ucapkan terima kasih padanya, dan katakan betapa Anda beruntung memilikinya. Dan, jangan lagi mendesaknya dengan pertanyaan, "Cinta nggak sih, sama aku?"

Sabtu, 09 Mei 2009

5 Langkah Cantik Setiap Saat




Tampil cantik tak bisa diharapkan hanya dalam sekejap, diperlukan ketekunan untuk merawat tubuh agar selalu tampil prima. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga penampilan Anda.

*Buat jadwal tetap ke salon setiap 6 minggu sekali.
Jika Anda memiliki pendapatan rutin, buat alokasi dana untuk merawat rambut Anda di salon. Terutama jika Anda ingin tetap menjaga model rambut atau untuk mencegah rambut pecah-pecah di ujung. Jika kita memotong rambut secara teratur, maka rambut akan selalu terlihat berkilau, jauh dari kesan kusam.

*Selalu pakai pelembab.
Mengapa? Karena, produk ini mampu menghaluskan tekstur kulit dan menjaganya supaya tidak kering. Ditambah lagi, pelembab dapat memantulkan cahaya di wajah, sehingga kita tampak lebih muda.

*Rajin rapikan alis. Kedua alis mata yang rapi dan simetris membuat wajah terlihat segar dan cantik tanpa perlu lagi polesan eyeshadow.

*Miliki alat makeup yang pas dipegang di tangan. Alat makeup yang terlalu kecil justru menyulitkan saat kita menggunakannya. Hasil dandan pun jadi tidak maksimal. Untuk penjepit, selalu pakai yang terbuat dari stainless steel.

*Keringkan rambut tanpa blowdryer.
Tujuannya, agar kelembaban rambut tidak hilang. Usai keramas, peras rambut dengan handuk yang mudah menyerap air. Tunggu hingga 95% kering sebelum mulai menatanya.

Jus Mengatasi Jerawat



Dr. Martha Tilaar memberikan tips untuk merawat kecantikan kulit, khususnya mengatasi masalah jerawat dari dalam. Lakukan terapi dengan jus ini secara teratur untuk mendapatkan kulit menawan.

Bahan:
100 g mentimun (1 buah sedang)
75 g melon yang sudah dibuang kulitnya (1 potong kecil)
15 g temulawak (1 ruas jari)
30 g pegagan (1 genggam)
1 sdt air jeruk nipis

Cara membuat:
1. Bersihkan semua bahan-bahan dan potong kecil-kecil.
2. Rendam temulawak dengan 100 ml (1 cangkir) air mendidih selama 15 menit, saring dan ambil airnya.
3. Selain jeruk nipis, masukkan semua bahan dan air temulawak ke dalam blender, jalankan blender sampai didapatkan jus cair.
4. Tempatkan dalam gelas dan tambahkan perasan jeruk nipis, aduk, dan siap untuk disajikan.
5. Untuk menambah rasa manis bisa ditambah madu atau gula merah secukupnya.

Tips dari buku Healthy Lifestyle with Jamu untuk merawat jerawat dari dalam.

Neraka di Lingkar Madu



Bila kita melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rasa syukur kita kepada Allah SWT semestinya bertambah. Kemajuan yang sekarang kita capai telah mempermudah kehidupan yang dulu tak pernah terbayang oleh manusia. Namun sayangnya, ternyata kemajuan ilmu dan teknologi itu tak dibarengi dengan peningkatan iman dan takwa.

Sikap hidup, perilaku, dan cara berpikir manusia sudah semakin jauh dari ajaran agama. Bahkan kita tak jarang mendengar bahwa orang yang taat pada ajaran agama dicapnya sebagai kolot. Neraka yang dulu ditakuti oleh orang beriman, sekarang tidak kelihatan lagi, karena telah dilingkar dengan kemajuan. Perbuatan salah yang dulu dijauhi orang, kini tak dicela lagi, lantaran takut dikatakan antikemajuan, kolot atau terbelakang.

Namun Allah tetap Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Bila manusia sudah lengah dan tersesat jauh, Dia mengingatkan dengan berbagai cara, supaya mereka sadar dan merasakan kekeliruannya itu. Salah satu bentuk dari peringatan Allah itu bahwa perbuatan dosa yang dibungkus dengan baju kemajuan itu ternyata telah menjerumuskan manusia itu sendiri.

Mereka tidak sadar bahwa keonaran dan kerusakan yang mereka lakukan itu, telah menjerat leher mereka sendiri. Sebagai misal, rumah tangga menjadi kalut berantakan karena suami atau istri tergoda oleh orang lain. Pendidikan anak terbengkalai, sehingga semangat belajarnya menurun, akibat dari kelakuan orangtua yang kurang memberikan teladan kepada anak-anaknya.

Ini semua, karena lubang-lubang tempat jatuh manusia selalu ditunggui oleh setan yang pandai menggoda. Mereka pintar dan licik menggunakan kesempatan untuk mendorong manusia masuk ke dalam jurang atau perangkapnya. Bila tampak olehnya orang kesepian, ia tidak membawa angan-angan yang menyenangkan. Bila orang terlena menyaksikan suatu tayangan menarik dan membangkitkan dorongan biologis, iblis segera membisikkan ke hati orang tersebut khayalan indah.

''Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, kecuali hamba Engkau yang mukhlis (taat kepada perintah-Mu) di antara mereka.'' (Q. S. 15: 39-40).

Semoga Allah SWT menyadarkan kita semua, bahwa larangan-Nya adalah benteng penyelamatan dari api neraka. Dan semoga pula Allah memberi kita petunjuk-Nya, agar kita tahu bahwa lingkar madu yang menghiasi larangan-larangan-Nya itu adalah godaan dari tipuan yang menyesatkan

Malu Itu Baik

Abu Mas'ud, Uqbah ibn Amr Anshari al Badri ra mengatakan bahwa Rasulullah saw berkata, ''Sabda Nabi paling pertama yang dikenal atau diketahui manusia adalah, 'Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah semaumu','' (HR Bukhari, Abu Dawud, Ahmad).

Jangan salah mengerti dengan hadis tersebut. Hadis di atas bukan berarti bahwa Rasulullah saw memberikan kebebasan tanpa batas pada manusia untuk bertindak semaunya. Sebaliknya, hadis itu merupakan sindiran bagi orang-orang yang tak punya malu berbuat kejahatan/kenistaan. Hadis yang disampaikan melalui Abu Mas'ud ra itu justru mengancam orang yang tidak mempunyai rasa malu dalam melakukan apa saja yang dia kehendaki dengan risiko ditanggung sendiri. Ungkapan seperti itu juga dinyatakan Allah dalam firman-Nya, ''Perbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan,'' (QS Al Fushshilat: 40).

Malu memang bisa mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nuraninya. Rasa malu pula yang membuat seseorang akan dikejar-kejar rasa bersalah. Karena itu, hakikatnya malu adalah salah satu perangkat yang diciptakan Allah untuk mencegah kita dari perbuatan dosa. Nabi Muhammad saw pernah bersabda, ''Malu hanya membawa kepada kebaikan,'' (HR Bukhari dan Muslim).

Sesungguhnya rasa malu itu merupakan pagar yang paling kokoh untuk menjaga iman kita agar sendi-sendinya tidak tercerabut dan bangunannya tidak hancur. Sebagai contoh, bila ada orang melihat massa ramai-ramai menjarah dan membakar toko, lalu orang tersebut sadar bahwa perbuatan tersebut tergolong tindakan tercela, maka ia akan mencegah dirinya agar tak ikut-ikutan menjarah. Sebagai mukmin ia malu melakukannya.

Andai para pejabat malu melakukan praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotis, tentu masyarakat kita tak akan serusak seperti sekarang ini. Di negara lain, Indonesia dikenal sebagai negara terkorup di Asia. Banyak pejabat, mungkin, selama ini merasa aman-aman saja ketika dia melakukan korupsi. Dalam hati mereka mungkin tak ada setitik pun rasa malu terhadap Allah yang jelas menyaksikan semua tindakan manusia. Mungkin mereka masih punya malu terhadap manusia lain, sehingga mereka merasa malu bila ketahuan. Tapi, rasa malu terhadap manusia pun mulai terkikis oleh anggapan, ''Ah, toh hampir semua pejabat melakukannya. Pejabat mana yang bisa kaya tanpa korupsi.''

Hilangnya rasa malu terhadap Allah ini sungguh menyedihkan. Orang yang tak punya malu terhadap Allah akan cuek melanggar perintah dan larangan-larangan-Nya. Semua itu dilakukan tanpa rasa dan tanpa malu. Semestinya kita bercermin pada sabda Rasulullah saw, ''Allah SWT itu lebih berhak untuk dimalui daripada manusia,'' (HR Ashabu Sunan). Dengan memegang sikap ini -- yakni lebih malu kepada Allah ketimbang kepada manusia -- maka insya Allah kita terjaga dari jurang kemaksiatan dan kenistaan