Senin, 29 Desember 2008

Menyambut 1 Muharam


MARDIES.WORDPRESS.COM Satu Muharam atau Tahun Baru Hijriyah ditandai dengan pindahnya Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Madinah, 1416 tahun silam. Di samping itu, setiap Tahun Baru Hijriyah didahului oleh dua peristiwa penting, yaitu satu Syawal sebagai akhir puasa ('Idul Fitri) dan 10 Zulhijah pelaksanaan ibadah haji ('Idul Adha). Baik 'Idul Fitri maupun 'Idul Adha kalau diamati lebih dalam memiliki makna dan hubungan yang erat dengan satu Muharam.

Seseorang yang akan pindah, selayaknyalah dia mempersiapkan bekal. Pindah untuk satu tahun ke depan, tentu dia dituntut lebih siap lagi. Bekal yang diwajibkan Allah untuk persiapan satu tahun adalah ibadah puasa dan haji. Ibadah puasa bertujuan agar kita mampu mengendalikan hawa nafsu, sedangkan ibadah haji untuk melawan dan menundukkan godaan setan.

Puasa memang dikhususkan untuk mengendalikan hawa nafsu. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, ''Pada bulan puasa setan-setan diikat, sedangkan pintu-pintu sorga dibuka.'' (H.R. Bukhari). Allah mengikat setan selama bulan puasa agar seseorang memusatkan dirinya mengendalikan hawa nafsu yang berasal dari dalam dirinya, yaitu nafsu perut dan seks.

Setelah selesai mengendalikan hawa nafsu, kita dituntut untuk menghadapi dan bahkan melenyapkan musuh yang berasal dari luar, yaitu godaan setan. Kendati godaan setan dan nafsu sama-sama tidak tampak, keduanya berbeda dalam cara dan tujuan. Setan tidak puas hanya dengan satu cara. Kalau gagal dengan satu cara, dia mencari jalan lain agar berhasil. Dan kalau sudah berhasil, dia berusaha agar hasil godaan itu semakin maksimal.

Berbeda halnya dengan nafsu. Jika sudah terpenuhi permintaannya, nafsu tidak menuntut yang lebih besar lagi. Seseorang yang lapar, umpamanya, dia hanya membutuhkan sepiring nasi dan ketika membutuhkan seks, dia perlu seorang pasangan.

Cara untuk melawan godaan setan tidak dengan berpuasa, tetapi dengan ibadah haji. Salah satu wajib haji adalah melempar jumrah di Mina. Setan berada di luar diri kita. Karena itu, kita perlu mempersiapkan senjata untuk melawannya, yaitu batu. Dalam puasa, kita dituntut untuk mengendalikan hawa nafsu bukan melenyapkannya. Tapi, pada saat haji, kita dituntut untuk mengalahkan setan dan sekaligus melenyapkannya. Mengendalikan hawa nafsu diwajibkan setiap tahun, sedangkan memerangi setan hanya sekali seumur hidup.

Setelah keduanya dapat ditaklukkan, berarti kita sudah siap hijrah ke tahun berikutnya. Dengan demikian, ketika menyambut satu Muharam 1417 H, kita memulai kegiatan dengan bekal yang matang, program yang jelas, dan penuh dengan rasa percaya diri.

Sungguh maha bijak Tuhan yang mengatur urutan-urutan itu, yakni perintah haji setelah puasa dan Hijrah setelah puasa dan haji. Namun, maknanya, tentu lebih berbahagia orang-orang yang membekali dirinya dengan kebijakan tersebut, yaitu pengendalian nafsu dan tahan akan godaan setan. - ah

Jumat, 26 Desember 2008

Tangisku Dalam Kubur

Aku sibuk dengan dosa-dosaku
Dosa-dosa yang ku perbuat di dunia
Dosa dan nista membebaniku
Membuat hati kian berduka
Dulu aku adalah seorang yang agung
Di mata orang yang melihatku
Namun kini aku dalam dalam kepekatan kubur
Ditemani siksa dan nestapa

Ya ALLAH
Jangan biarkan ku berduka didalam kubur
Bimbinglah hatiku agar bisa menangis
Menangis ketika hayat masih dikandung badan
Karena takutnya aku akan azabMu

Ya ALLAH
Sungguh aku takkan mampu menahan
Siksa dan nestapa dikubur nanti
Sungguh ku tak kuasa menahan
Panasnya Neraka JahanamMu

Ya ALLAH
Aku takut...takut...teramat takut
Kumohon padaMu selamatkan aku
Dari godaan dunia yang kan mengantarku
Ke nerakaMU




Jakarta, 26Des08
By. Nur Mashita

Merenungi Pengorbanan Orang Tua

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik." (QS al-Isra` [17]: 23) Begitu santunnya Islam mengajarkan penghormatan kepada orang tua. Bukan saja dari raut muka, bahkan perkataan "ah!

" saja sudah terlarang. Apalagi menghardik dan bersikap keras atau kasar. Bahkan kita dilarang untuk memaki ibu bapak orang lain, sebab setiap kali kita memaki-maki orang tua orang lain, maka bisa jadi akan mengundang orang itu untuk memaki orang tua kita. Dan itu adalah kezaliman bagi orang tua. Harusnya kata-kata yang mulia saja yang keluar dari lisan kita. Kalau saja kita mau secara jujur merenungi jasa dan pengorbanan orang tua, terlebih ibu kita, niscaya akan kita temui betapa tidak ternilainya kasih sayang mereka.

Bayangkan! Sewaktu di perut ibu, sembilan bulan kita menghisap darahnya. Saat itu, ibu sulit berdiri dan berjalan pun berat, bahkan berbaringpun sakit. Tiga bulan pertama mual dan muntah karena ada kita di perutnya. Ketika kita akan terlahir ke dunia, ibu meregang nyawa antara hidup dan mati. Meskipun bersimbah darah dan sakit tiada terperi, tapi ibu tetap rela dengan kehadiran kita. Setelah lahir, satu persatu jari kita dihitungnya dan dibelainya. Di tengah rasa sakit, beliau tiba-tiba tersenyum dengan lelehan air mata bahagia melihat kita terlahir. Dan saat itu pula ibu menyangka akan lahir anak yang saleh yang memuliakannya.

Coba kita renungkan kembali! Pada waktu kita masih bayi, tidak kenal siang dan malam kita berbaring dan bangun sesuka hati. Padahal ibu kita hampir tidak tidur semalam suntuk. Rasanya, beliau tidak rela bila ada satu ekor nyamuk pun yang mengigit tubuh kita. Ketika kita mulai kecil mulai nakal, ibu bahagia memamerkan diri kita kepada tetangga-tetangganya. Walaupun untuk itu beliau begitu direpotkan, berutang sana sini agar kita punya sepatu dan berpakaian layak.

Ketika menjelang sekolah, ibu dan ayah sungguh-sungguh membanting tulang mencari nafkah, agar kita bisa sekolah seperti anak-anak yang lain. Walaupun mereka harus menahan lapar, namun puas asal anak-anaknya bisa kenyang. Dalam kenyataannya, seiring pertumbuhan kita, tidak sebaik itu bakti kita kepada mereka. Semakin lama kita semakin besar, mata jadi sering sinis kepada orang tua. Jangankan mencium tangan ibunda, untuk sebuah senyum pun kita terkadang berat untuk melakukannya. Bahkan ucapan dan tindakan kita seakan seperti pisau yang sering mengiris hatinya. Lebih dari itu, sering seorang anak begitu mudah menyuruh-nyuruh orang tuanya.

Tak ubahnya seperti pesuruh yang dihormati sekadarnya. Padahal tenaga, keringat, dan darah mereka habis untuk membela kita. Lebih parah lagi, ada sebagian anak yang tidak mau memuliakan orang tuanya. Manakala orang tua semakin jompo dan si anak tidak mau mengurusnya, maka dititipkan orang tuanya di panti jompo, astagfirullah. Ini adalah perbuatan yang sangat tercela. Padahal dulu kita sangat menyusahkannya. Harusnya semua itu diingat-ingat. Maka tak heran jika ada anak yang durhaka, anak yang tidak tahu balas budi, hidupnya di dunia ini akan diliputi penderitaan. Kita sering mendengar, betapa hukuman-hukuman Allah langsung diberikan pada anak-anak yang sering menzalimi orang tuanya.

Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk selalu mengenang kembali semua untaian pengorbanan orang tua. Beruntunglah bagi siapapun yang orang tuanya masih ada, karena jika orang tua sudah terbungkus kain kafan, kita tidak bisa lagi mencium tangannya atau menatap wajahnya. Karena itu kita harus memiliki tekad yang sangat kuat untuk berbakti pada orang tua. Minimal kita berhenti menyakiti hati orang tua hingga tidak ada luka yang ditoreh di hatinya. Syukur kalau kita sudah bisa menyenangkannya dan diberkahi manfaat besar bagi dunia dan juga akhiratnya. Dalam hal ini, yang paling penting dalam menghormati mereka bukan hanya dengan memberi harta. Namun yang paling dibutuhkan adalah akhlak dari anaknya.

Apalah artinya anak kaya, anak bergelar, anak berpangkat, tetapi tidak berakhlak kepada ibu bapaknya? Dan akhlak inilah sebenarnya kekayaan termahal yang bisa membuat sang anak doanya diijabah oleh Allah Azza wa Jalla, sehingga bisa menyelamatkan serta memuliakan ibu bapaknya. Betapa yang dirindukan orang tua itu senyum manis yang tulus dari anaknya serta ketawadhuan. Wallahu a`lam

Kamis, 25 Desember 2008

Membuat Resolusi Asmara



Setiap pergantian tahun, membuat resolusi dalam hal karier, keuangan, dan cinta, selalu menjadi hal wajib yang dilakukan banyak orang. Bicara soal cinta, jangan lupa mengoreksi diri terhadap hal-hal berikut ini:

1. Lupakan masa lalu
Anda bukan satu-satunya orang yang pernah dikhianati, diputusin, atau bahkan ditinggalkan menjelang pernikahan. Setiap hal dalam hidup memang bisa dijadikan pelajaran, tapi jangan biarkan pengalaman buruk di masa lalu memengaruhi hubungan yang sedang dijalin.

Sebaliknya, jangan biarkan hal-hal positif dan menyenangkan dari mantan kekasih jadi bumerang dalam hubungan yang sekarang gara-gara Anda sibuk membuat perbandingan. Ibaratkan hubungan yang baru akan dijalin seperti kertas putih yang siap ditulis.

2. Ketemu banyak orang
Tempat yang sama, orang, dan kegiatan yang itu-itu saja tak akan membantu Anda bertemu calon kekasih yang potensial, kecuali seorang teman. Jalin pertemanan dengan orang yang bisa membawa Anda pada pertemanan, khususnya pria, yang lebih luas. Jadi, keluarlah dari zona nyaman Anda. Bila selama ini Anda biasa ke gym sepulang kerja, bangunlah lebih pagi dan mulailah dengan jadwal pagi hari. Ikutilah komunitas atau kursus yang pesertanya lebih heterogen.

3. Ubah penampilan
Ini berarti Anda perlu meninggalkan gaya lama yang sudah Anda pakai bertahun-tahun. Sisihkan uang lebih untuk membayar hair stylist top di kota Anda agar rambut Anda terlihat lebih fresh. Bawalah contoh model rambut dari majalah bila perlu atau konsultasikan potongan seperti apa yang sesuai dengan Anda. Demikian pula dalam hal pakaian dan aksesoris. Pilih baju berwarna cerah dan motif yang menarik.

4. Jangan buru-buru
Kencan pertama dengan kekasih baru mungkin begitu berkesan buat Anda. Tapi, bukan lantas Anda langsung mengenalkannya pada seluruh keluarga. Tunggulah hingga waktu yang tepat dan jangan merusak hubungan yang baru dibina. Hindari pula membicarakan tentang masa depan saat hubungan baru seumur jagung. Nikmatilah waktu perkenalan ini untuk memantapkan hati satu sama lain.

5. Jangan terlalu pemilih
Setiap orang pasti memiliki kekurangan, jadi bila Anda begitu meributkan satu kekurangannya, mungkin Anda memang tak tertarik padanya. Tapi bila Anda sibuk berkonsentrasi pada satu dua hal sisi negatifnya, bisa jadi Anda malah tak bisa melihat sederet hal positif dari dirinya.

6. Buat keputusan
Bertahan dalam hubungan yang "jalan di tempat" terlalu lama karena tak punya pilihan lain sesungguhnya hanya menghabiskan waktu. Jangan takut untuk berpisah baik-baik.

4 Hal Bodoh Kala Jatuh Cinta


Jatuh cinta memang membuat perasaan seseorang berbunga-bunga. Namun, terlalu cepat jatuh cinta juga sering membuat seseorang melakukan hal-hal yang bodoh. Agar tidak melakukan hal-hal bodoh tersebut, mulailah untuk melakukan beberapa perubahan yang sederhana. Bila Anda memiliki tujuan yang positif dan berhenti melakukan hal-hal yang negatif, kehidupan percintaan Anda akan menguntungkan.

Berikut ini lima kebodohan yang harus segera dihentikan plus saran bagaimana melakukannya sehingga Anda bisa menemukan romantisme yang diinginkan.

Kebodohan 1:
Percaya pada cinta yang menggebu-gebu pada pandangan pertama. Rasa tertarik yang begitu kuat pada pertemuan pertama memang menyenangkan, tetapi cinta berkembang sesuai dengan berjalannya waktu, dan bukan melalui pandangan sekilas atau 1-2 kali makan malam. Bila pada pertemuan pertama Anda sudah memiliki sedikit perasaan tertarik, tidak ada salahnya melakukan pertemuan berikutnya.

Ingat, Anda tidak dapat menilai seseorang bila baru pertama kali bertemu dan berkenalan karena biasanya seseorang masih canggung pada kencan pertama. Cinta pada pandangan pertama hanya ada di dalam mitos. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal dan memberikan kesempatan kepada beberapa orang. Bersikap terbuka dapat merupakan langkah penting untuk menemukan pasangan yang tepat.

Kebodohan 2:
Jatuh cinta pada seseorang yang sudah terikat. Tidak dapat disalahkan bila Anda jatuh cinta dengan seseorang yang simpatik, punya daya tarik kuat, pintar berbicara, dan kharismatik. Tapi percayalah. Anda akan menderita bila berkencan dengan seseorang yang tidak seratus persen terikat dengan diri Anda dan tidak pernah ada pada saat Anda membutuhkannya.

Tidak peduli bila Anda mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan seseorang yang harus seratus persen siap untuk Anda. Pada kenyataannya, Anda tetap akan merasa sedih. Sebaiknya perluas pergaulan, ikut kelompok diskusi, atau kursus suatu bidang yang diminati. Buka diri untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Anda berhak untuk dicintai, dikasihi, dan dipedulikan.

Kebodohan 3:
Tidak mengatakan kepada orang-orang terdekat bahwa Anda memang sedang mencari seorang kekasih. Bila bosan dan lelah dengan kesendirian Anda, katakan kepada orang-orang terdekat bahwa Anda ingin memiliki seseorang yang lebih dari sekadar teman. Tidak perlu malu.

Bila Anda tertutup, belum tentu orang-orang terdekat mengerti keinginan Anda. Bisa saja mereka berpikir, Anda memang menikmati kesendirian Anda. Dengan mengatakan keinginan kepada orang-orang terdekat, tanpa disadari, Anda akan sibuk menerima undangan dari orang-orang terdekat untuk menghadiri acara makan malam ataupun untuk menghadiri acara-acara kegiatan sosial.

Kebodohan 4:
Mengabaikan bahaya yang sudah jelas-jelas kelihatan. Pernahkan Anda mengatakan "Dia hebat walaupun peminum berat," atau "Dia sangat menarik, kelihatannya cocok untuk saya, tapi dia playboy."
Bila jatuh cinta memang mudah untuk mengabaikan masalah-masalah dasar yang dapat mengancam hubungan masa depan yang serius. Setiap kali berkencan dengannya, Anda selalu mengabaikan masalah yang ada.

Jika ada hal-hal prinsip yang Anda rasakan, bicarakan dengannya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan. Pertimbangkan apakah alasan yang diberikannya dapat Anda terima, masuk akal, dan tidak akan menjadi masalah untuk hubungan jangka panjang yang serius. Tetapi bila dia tidak tertarik untuk terikat dengan suatu hubungan jangka panjang yang serius, tinggalkan dia.

Mungkin Anda tetap bisa bersahabat, tetapi jangan buang waktu untuk seseorang seperti dia. Buka hati untuk orang lain, siapa tahu tanpa Anda sadari, ada teman dari sahabat ataupun teman lama yang ternyata tertarik dan menyukai Anda. Bila Anda jatuh cinta, utamakan prioritas Anda dan tetap berpegang pada prinsip yang telah ditentukan agar Anda tidak kecewa

Antara Ikhtiar & Rezeki

"Berapa banyak binatang yang (tidak) sanggup membawa rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezekinya, juga kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS al-Ankabuut [29]: 60) Ada manusia yang setiap hari menumpahkan tenaga, pikiran, dan hatinya hanya untuk berikhtiar. Namun ada juga manusia yang begitu yakin dengan jaminan dari Allah. Sementara itu, yang paling beruntung adalah orang yang ikhtiar lahirnya dengan akal lalu disempurnakan dengan tawakal.

Dan inilah yang membuat dirinya menuai jaminan dunia dan akhirat dari Allah Azza wa Jalla. Sebenarnya, dalam berikhtiar itu harusnya kita berbahagia. Sebab ternyata ada juga orang yang sibuk ikhtiar tapi tidak bahagia. Penyebabnya tak lebih karena orang ini bergantung hanya dengan ikhtiarnya sendiri. Padahal, ikhtiar itu bukan untuk kita gantungi.

Ia merupakan amal shalih kita. Kita disuruh ikhtiar justru agar mempunyai amal. Pada dasarnya seluruh makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Yang tidak dijamin adalah ganjaran. Ganjaran atau pahala harus kita cari, tetapi rezeki sudah menjadi jaminan-Nya. Oleh karena itu Imam Ibnu Aththaillah, penulis kitab Hikam, mengatakan, "Jangan risaukan apa yang sudah dijanjikan Allah kepada kita tapi risaukanlah kalau kita lalai terhadap kewajiban-kewajiban yang dibebankan terhadap kita." Maka, kalau kita kemudian masih merasa resah dan gelisah dalam hidup ini jangan-jangan itu ciri kita masih bergantung kepada ikhtiar.

Padahal jikalau kita ingin bahagia dalam mencari nafkah atau rezeki, sempurnakanlah ikhtiar sambil menyempurnakan pula tawakal pada-Nya. Allah Mahatahu kebutuhan kita melebihi apa yang benar-benar kita butuhkan. Maka, berbahagialah orang yang tidak pernah bergantung pada amal ikhtiarnya. Tubuh bersimbah keringat berkuah keringat, tapi hati seratus persen bertawakal kepada Allah SWT. Sungguh luar biasa pentingnya bagi kita untuk menjaga diri dari apapun yang membuat kita tidak melaksanakan kewajiban kita. Sederhananya begini, ada seorang majikan menyuruh hamba sahayanya untuk menimba, tidak mungkin majikan ini lupa memberi makan kepada hamba sahayanya.

Karena kalau lupa maka hamba sahayanya ini tidak akan bisa bekerja. Semakin bagus kerjanya, akan dicukupi pakaiannya atau kebutuhan lainnya. Lalu, bagaimana mungkin Allah yang memerintahkan kita ibadah dan kalau kita beribadah saja tidak diberi kecukupan? Contoh lagi. Kita diperintahkan untuk shalat dan shalat itu harus menutupi aurat. Pasti kita akan dicukupi rezeki menutup aurat sebab yang menyuruh menutup aurat adalah Allah. Allah memerintahkan kita untuk bersedekah, lalu bagaimana mungkin kita bisa sedekah kalau kita tidak diberi rezeki sementara itu yang memberi rezeki adalah Allah. Kita pasti diberi makan, karena bagaimana mungkin kita bisa menolong orang, bagaimana kita bisa ibadah, kalau kita tidak diberi makan.

Jadi, andai saja kita tahu kewajiban kita dan kita tunaikan dengan baik maka insya Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Dalam hal ini, kewajiban kita yang pertama adalah ber-husnudzan (berbaik sangka) bahwa Allah adalah Maha Penjamin rezeki. Karena Allah berfirman dalam Hadis qudsi: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku pada-Ku." Yang kedua. Ikhtiar di jalan yang Allah sukai itu baik. Kalau Allah menyuruh kita jujur, jujur saja, mengapa enggan? Mungkin kita pernah mendengar ungkapan ini: "Cari rezeki tidak jujur saja susah, apalagi kalau jujur." Maka tak mungkin Allah yang menyuruh kita jujur, terus Allah tidak memberinya.

Kita disuruh membayar zakat, bayarkan saja. Toh, uangnya juga milik Allah. Kalau Dia mau mangambilnya kembali kita tak bisa menolak. Kita tidak mau bayar zakat, misalnya, tiba-tiba mobilnya tabrakan atau rumahnya kebakaran atau usahanya bangkrut; kita juga tak bisa berbuat banyak. Atau kita diberi penyakit oleh Allah dan harus operasi. Tak mungkin kita tidak mau berobat karena mau tidak mau pasti keluar uang juga. Pasti, uang itu akan keluar. Maka daripada dipaksa oleh Allah agar uang keluar, lebih baik tunaikan segera zakatnya. Nah, begitulah kurang lebih hakikat ikhtiar dan rezeki kita. Yang utama tunaikan kewajiban kita lebih dahulu maka rezeki insya Allah akan terpenuhi. Wallahu a`lam

Hiburlah Kita Dengan Shalat



''Hiburlah kita dengan salat, hai Bilal!'' Sabda singkat Nabi Muhammad Saw ini dikatakan ketika sahabat Bilal -- orang pertama dari kalangan budak yang dimerdekakan dan sekaligus masuk Islam -- sedang tampak lesu menghadapi penatnya kehidupan. Tiada air pelepas dahaga, atau kesejukan penyegar vitalitas kehidupan, kecuali setelah ia mendapat teguran dari Nabi tadi.

Apalagi, dalam kehidupan era globalisasi yang sarat kesibukan sekarang, banyak orang dilanda stres. Kita dipacu bekerja keras agar bisa bersaing dengan yang lainnya untuk mencapai puncak karir. Tak jarang seseorang harus melakukan hal-hal yang dilarang agama untuk mencapai keinginannya. Itu pun terkadang masih gagal juga.

Dalam kehidupan, kita menghadapi banyak macam tekanan. Misalnya, tekanan untuk maju, meski kemudian gagal sehingga harus menghadapi tekanan lainnya lagi. Kita begitu sibuk mencari jalan menuju sukses. Dan karena kesibukan itu, terkadang kita sampai menyatakan uzur salat. Bahkan, ada dari kita yang menganggap salat mengganggu atau menghambat produktivitas kerja.

Tapi sebaliknya, bila merasa perlu beristirahat, kita mencari hiburan dengan mengeluarkan biaya banyak dan membuang waktu yang berharga. Antara lain menonton film, pergi ke diskotik, atau sekedar pelesir di tepi pantai. Semua bentuk hiburan itu diupayakan sebagai obat penghilang kepenatan.

Mungkinkah kita mendapat keinginan itu? Wallahu 'alam. Namun, sejumlah data penelitian psikologis menunjukkan potensi orang stres semakin meningkat sejalan dengan banyaknya tempat hiburan. Model-model hiburan yang disuguhkan sekarang dinilai hanya mampu menghilangkan rasa stres sejenak. Begitu kita keluar dari tempat hiburan, dan kembali bekerja seperti biasa, stres pun datang kembali.

Dalam konteks inilah ajakan Nabi kepada sahabat Bilal yang tersebut di atas menemukan maknanya. Allah dalam Alquran berfirman, ''Tidak akan tenang seseorang tanpa melakukan zikir pada Allah.'' Para ulama menafsirkan sabda Nabi di atas dengan, Sa'atan wa sa'atan (''sesaat dan sesaat'').

Maksudnya, sebagai seorang muslim, manakala datang segala kepenatan, kegelisahan dan keresahan usai mencari rezeki seharian, kita wajib mencari tempat hiburan. Namun, tempat hiburan yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya adalah berzikir kepada Allah, membaca Alquran dan melaksanakan segala yang disunnatkan-Nya. Selamat berakhir pekan. - ah

Rasa Malu

KABARINDONESIA.COMBUDAYA MALU: Harus diperkuat

Rasa malu bagi seseorang merupakan daya kekuatan yang mendorongnya berwatak ingin selalu berbuat pantas dan menjauhi segala perilaku tidak patut. Orang yang memiliki watak malu adalah orang yang cepat menyingkiri segala bentuk kejahatan. Sebaliknya, yang tidak memiliki rasa malu berarti ia akan dengan tenang melakukan kejahatan, tidak peduli omongan, bahkan, cercaan orang lain. ''Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu,'' begitu mottonya.

Islam menilai, watak malu itu merupakan bagian dari iman. Dengan demikian, orang yang tidak mempunyai rasa malu adalah orang yang hilang imannya. Orang hidup bermasyarakat sudah tentu harus mendengarkan apa kata masyarakat tentang dirinya. Masyarakat tak pelak lagi sebenarnya mengetahui apa yang dilakukan anggotanya. Masyarakat pula yang berhak mengoreksi apa-apa kelakuan yang tidak baik atau tak pantas anggotanya. Bagi yang tak punya malu, omongan atau koreksi masyarakat akan dianggapnya angin lalu.

Ada sebuah ungkapan warisan para nabi, yang menyatakan bahwa sudah rahasia umum, orang yang hilang perasaan malunya tak lain dari orang yang sudah terbiasa berbuat kemungkaran dan kemaksiatan dalam segala jenis dan bentuknya. Ia mau melakukan kejahatan, kelaliman dan kekejian.

Rasulullah bersabda: ''Sesungguhnya, yang dapat diambil sebagai pelajaran dari para nabi terdahulu ialah, apabila kamu sudah tidak mempunyai perasaan malu maka berbuatlah semaumu;'' riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Itu berarti, orang yang demikian sulit untuk mau mawas diri, meski berhadapan dengan umpatan dan kecaman orang banyak pun.

Berdasar riwayat Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: ''Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung, bila berkehendak menjatuhkan seseorang maka Allah cabut dari orang itu rasa malunya. Ia hanya akan menerima kesusahan (dari orang banyak yang marah kepadanya. Melalui ungkapan kemarahan itu, hilang pulalah kepercayaan orang kepadanya. Bila kepercayaan kepadanya sudah hilang maka ia akan jadi orang yang khianat. Dengan menjadi khianat maka dicabutlah kerahmatan dari dirinya. Bila rahmat dicabut darinya maka jadilah ia orang yang dikutuk dan dilaknati orang banyak. Dan bila ia menjadi orang yang dilaknati orang banyak maka lepaslah ikatannya dengan Islam.''

Selasa, 23 Desember 2008

Mengatasi Keresahan

''Yang menyebabkan timbulnya huru-hara dalam hati sanubari manusia itu adalah dosa-dosa yang dilakukan.'' (Hadis Rasulullah saw). Dalam menjalani kehidupan di zaman yang serba modern sekarang ini, tidak sedikit manusia yang sering merasa gelisah dan resah. Sikap dan perasaan itu boleh jadi diakibatkan oleh banyaknya perbuatan dosa dan durhaka kepada Allah swt. Begitulah Rasulullah saw melalui sabdanya memberi petunjuk. Mengarungi kehidupan modern tanpa diimbangi dengan iman yang kuat, tidak jarang mendorong seseorang dengan mudah melakukan perbuatan-perbuatan yang negatif. Tanpa bekal iman yang mantap, seseorang dengan mudah terbawa dan tergoda oleh arus kebudayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga akan mengakibatkan hidupnya tidak tenteram dan hatinya selalu gelisah. Dalam kaitan ini, Allah swt telah menjelaskan, ''Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah serta kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia gelisah.'' (QS Al-Ma'arij: 19-20).

Bila keresahan hidup ini dibiarkan terus menerus, maka akan mempengaruhi kesehatan jasmani dan mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan. Tidak sedikit pasien yang datang ke dokter untuk berobat karena merasa dirinya sakit, padahal setelah diperiksa ternyata tidak ditemukan adanya suatu penyakit. Sebenarnya, penyakit yang dideritanya itu bukan penyakit jasmani, melainkan suatu penyakit rohani yang mengganggu perasaan hati dan pikirannya.

Dalam kaitan ini, Rasulullah saw telah memberi petunjuk. Kata Beliau, ''Sesungguh Allah tidak akan menurunkan sesuatu penyakit melainkan menurunkan pula obatnya, maka berobatlah.'' (HR An-Nasaai). Obat yang terbaik untuk mengatasi keresahan hidup ialah dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. Melaksanakan segala titah dan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, menjalankan ibadah dengan tertib dan baik, serta memperbanyak amal saleh dan selalu mengingat (zikir) Allah swt. Allah berfirman, ''Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (zikrullah). Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati merasa tenteram.'' (QS Al-Ra'd: 28).

Dalam ayat tadi, Allah menjelaskan bahwa orang yang mendapat tuntunan-Nya adalah orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram karena selalu mengingat Allah. Mereka tidak merasa gelisah dan tidak pula merasa takut. Semoga perbuatan dan perilaku kita senantiasa dihiasi iman yang kuat. Dengan demikian, kita tidak akan pernah mudah tergoda dengan bujuk rayu kehidupan modern yang nisbi ini, yang hanya bertujuan untuk mencelakakan dan menjerumuskan kita ke dalam penyesalan. - ah

Sabtu, 20 Desember 2008

Karena Mu dan Untuk Mu

sudah hampir 7 bulan aku tidak membeli buku bacaan, karena selama itulah aku mencari bacaan lewat internet.Dan sudah 2 bulan lebih aku merasa sholat ku & ibadah ku tidak tersa nikmat & syahdu tapi biasa- biasa saja bahkan sholat malam ku pun bolong-bolong.Aku bertanya dalam hati " ada apa denagn hati ku ya, apakah iman ku mulai luntur,astagfirullah..."cepat ku tersadar.

"Ya ALLAH, ampuni salah & dosa ku yang berkurang mengingatMu dalam diam & gerak ku". Ya ALLAH, kumohon jangan pergi jauh tinggal kan aku, aku takut hati ini hampa tanpa sedih saat mengingatMu". Ya ALLAH jagan biarkan hati ini kering dari siraman hidayahMU,ku mohon jangan...jangan...jangan...Ya ALLAH, sungguh aku takut bila itu terjadi pada ku.

Jumat malam, selepas magrib aku pulang kerja aku tidak langsung pulang tapi aku berjalan-jalan di Gajah Mada Plaza. Ada toko buku baru yang ku kunjungi rak buku dengan bacaan islam yang kutuju, yah itulah rak buku favorit ku bila ke toko buku.
Beberapa buku bacaan ku lihat diantaranya tentang wanita, pernikahan, keluarga dll.

Tapi sudah lebih dari 10 judul buku&ringkasan yang kubaca selintas belum juga kutemukan buku dengan judul&ringkasan nya yang dapat menyentuh relung kalbu ku yang terasa seolah-olah kering/hampa, sampai mata ku tertuju pada 1 judul buku yang menarik hati ku tuk ingin segera membaca ringkasan nya, buku itu bertajuk "Menangis Karena Takut Pada Allah" Astagfirullah sudah hampir 1 bulan aku tak menangis haru dalam doa ku karena taku pada azab ALLAH..."

Wahai uamt islam ! kenapa engkau tidak mau menagis menyesali dosa-dosamu, padahal maut setiap saat mengintaimu, kuburan akan menjadi tempat tinggalmu dan hari kiamat tempat pembehertiannya. Disaat itu, amanusia akn mendatangi neraka yang amat panas yang tak seorangpun sanggup menghadapinya.

Bagi hamba-hamba yang beriman pada hari akhir, mereka akan banyak menagis dan sedikit tertawa karena takutnya pada ALLLAH. Dan hanya orang yang takut pada ALLAHA saja yang akan dibebaskan dari siksa nerka dan di masukkan k surga


Ada butiran air mata terasa hangat jatuh di pipiku, subhannallah aku menangis ya ALLAH....Aku takut azabMu, Aku rindu sentuhan hangat hidayahMU di hatiku. Maafkan aku ya ALLAH yang sibuk dengan urusan duniawi hingga urusan akhirat ku jalan kan hanya sekedar saja. PAdahal Engkau tak penah sedikitpun hamya sekedar saja pada hamba-hambaMu.

Mata ku teruju pada 1 judul buku yang lebih membuat terharu & syahdu merindu saat membaca ringkasan nya "Bagaimana Mencintai ALLAH"
Hidup tanpa cinta adalah hampa. Namun jika suatu cinta dikalahkan oleh nafsu, maka tak ada bedanya dengan binatang. setiap orang membutuhkan cinta. Butuh mencintai dan di cintai. Tetapi cinta sejati adalah milik ALLAH dan untuk ALLAH. Dengan ayat ujian cintacinta pada ALLAH, yaitu firman ALLAH maka kita kan bisa memahamiyang hakiki tentang cinta pad ALLAH.

Syukur kupanjatakan kehadiratMu ya ALLAH...kini ku dapat mrasakn kembali indahnya, nikmatnya ibdah kepadaMu yang insyaALLAH dengan berdasarkan pada semata- mata ibadah ini karenaMu dan untukMu. Amin


Jakarta, 20 Desember 2008
Nur MAshita

Jumat, 19 Desember 2008

Mari Membaca Kalau Mau Maju


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi oleh Direktur Utama Gramedia, Petrus Waworuntu (kiri) melihat berbagai kelengkapan dan fasilitas yang dimiliki Toko Buku Gramedia usai diresmikan di Grand Indonesia, Shopping Town East Mall, Jakarta Pusat, Jumat (19/12). Dalam kesempatan yang sama Presiden juga meluncurkan bukunya yang berjudul Indonesia Unggul.


JAKARTA, JUMAT — Mari membaca kalau tak mau kering, kalau mau hidup penuh warna, dan kalau mau hidup penuh dengan inovasi. Mari membaca kalau mau bangsa ini terus maju, mari membaca kalau tak mau generasi muda Indonesia "mati gaya" dalam pertarungan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan.

Setidaknya tujuan-tujuan ini yang tersirat dalam ajakan mari membaca yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meluncuran bukunya yang berjudul Indonesia Unggul sekaligus meresmikan Toko Buku Gramedia di Grand Indonesia, Jumat (19/12).

"Bangsa yang maju itu mesti memiliki masyarakat yang maju. Masyarakat maju itu lazim terjadi apabila masyarakatnya gemar belajar dengan berbagai metodologi dan cara. Itu berangkat dari masyarakat yang gemar membaca. Kalau kita ingin jadi advance society harus berangkat dari reading society. Ini adalah jalan yang tepat," ujar Presiden.

Presiden mendorong para orangtua untuk terus menumbuhkan rasa ingin tahu dan kepeduliannya dengan mencekoki mereka dengan ilmu pengetahuan. Salah satunya melalui buku. Dikatakan, menjadi negara yang maju bukanlah sebuah konsep, strategi besar atau kebijakan. Cita-cita negara yang maju adalah kekuatan dari kesatuan pikiran, tekad, dan keyakinan manusia yang tergabung di dalamnya.

"Kalau kita yakin, kita bisa. Jalan itu terbuka. Semua itu terpulang pada pikiran, hati dan tekad kita," tandasnya.

Kepayahan Mencari Nafkah

Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus dengan pahala salat, sedekah, atau haji, melainkan hanya dapat ditebus dengan kepayahan mencari nafkah -- Nabi Muhammad SAW

Jika ada sabda Rasulullah yang unik, hadis riwayat Ath Thabrani yang dikutip di atas dari Kalender Meja Muslim, terbitan Gema Insani Press, itulah di antaranya. Hadis ini menyimak perilaku manusia dengan mendetail dan sangat intens.

Cobalah tebak, apa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari yang sangat (amat) sibuk yang kemudian ''direkam di dalam video kita'' yang harus kita pertanggungjawabkan kelak, di Hari Perhitungan? Meski kita paling kuat di antara makhluk, namun kita paling lemah dan paling bebas. Lemah (dalam iman) dan bebas (dalam menentukan hidup) itu mengalir menuju muara, yaitu ibadah.

Kita selalu merujuk kepada pahala-pahala konvensional yang menjadi andalan dalam ibadah. Tak tahunya ada pahala yang sama sekali tak terduga datangnya. Pahala itu datang justru di dalam penderitaan kita dalam menangguk rizki. Betapa unik, betapa misterius. Suatu rumusan yang begitu pasti. Betapa menyulitkan dan betapa menakutkan. Disebut menakutkan karena kesukaran itu ditujukan kepada orang-seorang, namun keluarga harus pula merasakan kesusahannya.

Ada seorang suami yang telah menetap 30 tahun di Jakarta mengadu kepada seorang kyai yang mumpuni, kenapa taraf hidupnya tak juga beranjak dari lahan yang membuatnya terseok-seok. Kyai itu memberi petuah bahwa ia harus melakukan mawas diri secara terus-menerus sepanjang tahun. Meski rajin bersalat, bersedekah, dan sudah haji -- begitu sambung pak Kyai -- seseorang tidak dengan sendirinya tuntas sudah dalam beribadah.

Penderitaan dalam mencari nafkah itu harus pula dianggap sebagai ibadah. Kita bisa cukup senang dan ikhlas -- tidak frustrasi dan menyebabkan depresi -- walau seberapa pun hasil yang kita peroleh setiap bulannya. Jika kita sudah mencapai tataran itu, insya Allah, kita bisa melihat jalan terang menuju kebahagiaan. Keluarga kita cukup memahami kemampuan kita. Kita dan keluarga kita menjadi mengerti kehendak-kehendak Allah. - ah

Keluarga, Mutiara Tiada Tara


? …Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga…?

Potongan lagu ini menceritakan bahwa keluaga adalah rumah yang paling indah dan berharga. Rumah dengan keluaga yang membuat anggota-anggotanya merasa nyaman dan tempat yang paling dirindukan untuk pulang.

Sayang, tidak semua keluarga memiliki rumah yang manis. Beberapa bahkan menganggap rumahnya seperti neraka. Antaranggota berselisih, suami dan istri sering bertengkar, anak melawan orangtua, dan mertua cekcok dengan menantu. Rumah seperti ini membuat orang-orang yang tinggal didalamnya memilih menghindar, menjauh bahkan pergi tak mau pulang.

Nyaman atau tidaknya sebuah rumah ditentukan oleh bentuk hubungan antaranggota yang ada dalam rumah tersebut, seperti hubungan antara suami-istri, hubungan orangtua-anak, hubungan anak-anak dan juga hubungan mertua-menantu.

Panaskah Hubungan Suami Istri?
Hubungan ini diawali dengan pernikahan. Cinta kasih merupakan dasar penting dalam hubungan suami istri. 2 orang dengan asal-usul yang berbeda menjadi satu, tidaklah mudah untuk menjalin komunikasi. Namun, cinta kasih akan sangat membantu pasangan untuk saling menyesuaikan diri.

Cinta kasih adalah perasaan yang mendorong seseorang untuk memberi yang terbaik agar orang yang dicintai bahagia. Pemberian yang terbaik tidak harus barang yang mahal tetapi penerimaan dan penghargaan terhadap pasangan apa adanya

Cinta kasih juga akan mewujudkan kesetaraan hubungan suami istri . Dalam hubungan yang setara, mereka berbagi peran dan tugas secara adil, masing-masing pihak tidak merasa lebih unggul dari yang lain, atau lebih berkuasa dari yang lain. Tanpa kesetaraan, kekecewaan yang menumpuk dapat berakhir dengan ketidakpuasan hidup perkawinan. Kalau sudah begini, maka perselisihan dan petengkaran akan terus mewarnai hubungan suami istri yang bisa berujung pada perpecahan rumah tangga bahkan penindasan dan kekerasan dalam rumah tangga.


Hubungan Orangtua - Anak ≈ Kuno vs Keras Kepala

Menjadi orangtua berarti pasangan suami istri mendapat tugas dari Tuhan untuk merawat dan mendampingi anak-anak agar menjadi manusia baik. Tugas ini tidak mudah, karena anak bukan boneka melainkan pribadi yang memiliki sifat-sifat yang berbeda, keinginan-keinginan yang belum tentu sejalan dengan keinginan orangtua. Orangtua tidak dapat begitu saja memaksakan kehendaknya pada anaknya demi pertumbuhan anak yang lebih sehat.

Kesulitan-kesulitan dalam hubungan orangtua-anak dapat tejadi karena mereka hidup di zaman yang berbeda sehingga beberapa cara dan kebiasaan mereka juga berbeda. Disinilah pentingnya saling memahami. Anak tidak perlu menjadi keras kepala hanya karena merasa lebih tahu tentang dirinya dan zamannya. Bagaimanapun juga orangtua memiliki kelebihan karena pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari tahun-tahun kehidupan yang telah dilaluinya. Penting bagi anak untuk mendengar arahan dari orangtua untuk hidup yang lebih baik.

Hubungan Anak-Anak ≈ Bagaimana Bisa Rukun?
Dengan saudaranya sendiri anak dapat memiliki teman bcicara, bercanda juga bertukar pikiran secara lebih bebas. Namun, tak jarang perselisihan terjadi antarmereka. Perselisihan antaranak perlu disikapi secara wajar sebagai proses belajar hidup bersama. Dari perselisihan ini anak dapat belajar cara menyampaikan sikap tidak setuju, cara kompromi dan berdamai.

Hubungan Mertua-Menantu ≈ Perlu Saling Mengerti!
Di Indonesia banyak rumah yang berisi keluarga besar karena anak-anak yang sudah menikah masih tinggal bersama orangtuanya. Kondisi ini membuat hubungan dalam keluarga semakin kompleks dan kadang rumit. Kehadiran menantu dalam keluarga menuntut penyesuaian yang lebih baik dari si menantu maupun keluarga besar.

Mertua yang merasa istimewa di hati anak direbut oleh menantunya, akan cenderung melihat banyak kekurangan pada menantu dan tanpa disadari membesar-besarkannya. Demikian halnya menantu yang merasa tidak diterima apa adanya menjadi tidak mau menyesuaikan diri dengan keluarga. Tak jarang perselisihan menantu-mertua ini mempengaruhi keharmonisan hubungan suami-istri.

Orangtua perlu menyadari bahwa anaknya sedang belajar membina keluarga sebagaimana dirinya dulu, sehingga bisa membuatnya menghargai dan menerima menantunya. Demikian halnya menantu agar lebih mau memperhatikan dan menyesuaikan dengan kebiasaan keluarga besar barunya

Jadi, hubungan keluarga yang harmonis adalah hubungan yang berlandaskan cinta kasih, diwujudkan dalam sikap dan tindakan untuk :
1. Menerima kelemahan, kelebihan masing-masing juga perbedaan-perbedaan
2. Menghargai satu sama lain, tidak saling merendahkan untuk menunjukkan diri lebih baik dan lebih benar
3. Memahami satu sama lain melalui dialog dan komunikasi yang terbuka
4. Terus belajar melalui hubungan-hubungan dalam keluarga untuk diri dan keluarga yang lebih sehat.

Hubungan yang harmonis dalam keluarga membuat suasana rumah menjadi nyaman dan menyenangkan. Lebih penting lagi membuat anggota keluarga dapat bertumbuh secara optimal, dan mampu mengarungi kehidupan secara lebih baik. Inilah wujud dari keluarga yang sehat. Dengan demikian kita bisa melanjutkan nyanyian di atas.. ..mutiara tiada tara adalah keluarga......? ?

oleh Tim Siaran Radio Program Psikososial DRR Merapi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata DharmaYogyakarta

Inggit Ganarsih Diusulkan Jadi Pahlawan



Istri kedua Proklamator RI Soekarno, Inggit Ganarsih, diusulkan menjadi pahlawan nasional asal Jawa Barat. Inggit Ganarsih dianggap sebagai tokoh penting di balik pencapaian intelektual tertinggi Soekarno.

Hal itu terungkap dalam jumpa pers menjelang Seminar Nasional Pengusulan Inggit Ganarsih sebagai Pahlawan Nasional, Rabu (17/12) di Rumah Inggit Ganarsih, Jalan Ciateul No 8, Bandung.

Ketua Panitia Seminar Endang Karman Sastraprawira mengatakan, seminar yang meninjau secara akademis peluang Inggit dijadikan pahlawan nasional akan dilakukan pada hari Ibu, 22 Desember, di Museum Sri Baduga. ”Sosok Inggit sebagai ibu dan istri patut diteladani. Selama 20 tahun mendampingi Bung Karno, beliau memperlihatkan kemuliaan, keteguhan, dan kejujuran, untuk mendukung perjuangan suaminya. Saat Soekarno depresi, Inggit mampu tampil dan berperan penting,” tutur Endang yang juga anggota DPR dari Jawa Barat ini.

Menurut dia, sosok perempuan kelahiran Desa Kamasan Banjaran, Bandung, tahun 1888 ini seolah-olah dilupakan sehingga perlu diangkat kembali. Keberadaan Inggit menentukan keberhasilan Soekarno menjadi tokoh penting bagi bangsa ini. Inggit mendampingi Soekarno saat masuk penjara Sukamiskin hingga dibuang ke Ende.

Ketua Sejarawan Indonesia sekaligus Ketua Badan Pembina Pahlawan Daerah Jawa Barat, Nina Lubis, menyatakan, sudah menerima keinginan masyarakat terkait penetapan status pahlawan bagi Inggit Ganarsih. Pada 10 November 1997, Inggit mendapatkan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto.

Hal itu akan dikaji lebih lanjut. Ada tujuh kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, di antaranya pengabdian sepanjang hidup pada negara dan dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela.

Sebelumnya, Masyarakat Sejarawan Indonesia mengajukan tiga tokoh asal Jabar sebagai pahlawan nasional, yaitu Syafrudin Prawiranegara, Ahmad Sanusi, dan Mustafa Kamil. (JON/CHE)

9 Langkah Usir Stress Prapernikahan



Rasa takut, stres, dan mendadak ragu kerap dialami perempuan menjelang pernikahan. Coba lakukan langkah-langkah ini untuk membuat hari-hari penantian Anda menjadi lebih nyaman.

Buat daftar
Tuliskan semua tekanan yang mengimpit dan ketakutan-ketakutan yang Anda hadapi menjelang hari-H. Di samping daftar itu, tuliskan alasan dari ketakutan Anda. Jika Anda merasa tidak bisa mengatasinya sendiri, mintalah saran dari keluarga atau teman dekat. Atau diskusikan ketakutan dan kehawatiran Anda kepada pasangan sehingga Anda tidak merasa sendirian dan selalu ada yang siap membantu Anda.

Rileks
Ketegangan Anda sudah cukup tinggi. Emosi mulai tak terkendali. Anda jadi mudah tersinggung. Kesalahan kecil bisa memicu kemarahan. Cobalah rileks dengan mendengarkan musik berirama slow. Atau Anda bisa melakukan meditasi sambil mendengarkan musik bernuansa alam, seperti kicauan burung dan desiran ombak. Bayangkan Anda berada di suatu tempat yang pernah Anda kunjungi dan bangkitkan rasa senang Anda pada tempat itu.

Siapkan mental
Butuh keberanian yang cukup besar untuk memulai kehidupan bersama dengan orang lain. Maka itu, persiapan mental perlu dilakukan Anda berdua. Caranya, dengan bersikap jujur dan terbuka. Ungkapkan kelemahan dan kelebihan masing-masing, tanpa ada yang perlu ditutupi lagi. Jika ada sesuatu yang masih mengganjal dalam hibungan Anda dan si dia, segera selesaikan. Belajarlah untuk menghargai kebersamaan dan “keberduaan”. Percayalah, semakiin mengenal pasangan, Anda akan makin yakin menjalani hidup baru bersamanya.

Saling menghargai
Tingkatkan toleransi dan tekanlah ego Anda. Jangna membesar-besarkan masalah. Hargai pendapat orang lain (termasuk pendapat keluarga masing-masing). Banyak pasangan yang menjelang pranikah berselisih paham, hanya karena perbedaan pendapat tentang penyelenggaraan pernikahan yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Ingat, bukan cara penyelenggaraannya yang penting, melainkan pernikahan itu sendiri.

Komunikasi tanpa putus
Anda dan dia sebaiknya menjadi tim yang kompak di depan keluarga Anda berdua. Kadang yang bikin perempuan stres adalah sikap pasangan yang seakan tidak peduli. Makanya, ajak pasangan terlibat dalam persiapan pernikahan. Sering-seringlah berdiskusi soal persiapan pernikahan. Beri dia tanggung jawab sehingga dia merasa dibutuhkan.

Agenda harian
Tuliskan di agenda Anda apa saja yang telah dikerjakan pada hari itu pada saat menjelang tidur. Buatlah rencana apa yang akan dikerjakan keesokan harinya. Dengan menulis seperti ini, Anda dapat mengevaluasi kegiatan Anda. Hal ini membuat Anda lebih tenang karena telah melakukan banyak hal dalam persiapan hari-H.

Libatkan keluarga
Agar Anda tidak stres sendiri, mintalah bantuan keluarga. Bentuklah kepanitiaan. Berikan tanggung jawab cukup besar pada orang kepercayaan Anda untuk mengurus persiapan pernikahan. Atau, kalau tidak mau repot, manfaatkan saja jasa wedding organizer.

Manjakan diri
Persiapkan tubuh Anda untuk memasuki dunia pernikahan. Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang sehat agar tubuh Anda fit di hari-H. Manjakan diri Anda. Misal, dengan melakukan perawatan up to toe secara rutin. Tubuh yang segar bisa mendongkrak sikap optimis dan percaya diri. Selain itu, sempatkan waktu untuk bersenang-senang bersama teman. Biasanya, stres langsung hilang begitu Anda mendapat partner yang tepat untuk bergembira.

Enjoy saja
Jadikan pengalaman menjadi pengantin yang sekali seumur hidup itu seperti menghadapi kejutan bahagia yang tak terduga. Jangan menjadikan hari pernikahan seperti menghadapi ujian atau pun saat-saat yang terasa mengerikan hanya karena cemas akan prosesi pernikahan akan berjalan atau tidak, dan kehidupan setelah pernikahan. Nikmati saja setiap momen penting yang terjadi dalam hidup Anda. Dan pada hari-H, tersenyumlah dan jangan memikirkan kekurangan yang Anda lihat. Bergembiralah karena hari itu adalah hari paling penting dalam hidup Anda.

Ide Kencan Murah Meriah



Banyak hal menyenangkan yang bisa Anda lakukan bersama pasangan tanpa perlu pusing memikirkan uang. Simak ide-ide berikut ini:

1. Jalan-jalan berdua ke toko buku dan jelajahi tiap rak bersama-sama. Berdiskusi mengenai buku favorit masing-masing bisa jadi cara untuk mengintip isi kepalanya.

2. Memasak bersama. Jangan khawatir bila Anda merasa tak mahir memasak, pilih menu sederhana favorit berdua lalu mulailah belanja bumbu dan bahan-bahan. Kesibukan memasak di dapur bisa jadi sarana untuk melatih kerja sama dan kekompakan.

3. Pria mungkin malas menemani Anda keluar masuk toko di mal, namun bisa jadi ia akan bersorak senang saat Anda mengajaknya ke toko barang antik atau toko loak. Siapa tahu Anda berdua akan menemukan barang-barang unik dan layak dikoleksi.

4. Baik Anda yang baru pacaran 3 bulan atau 3 tahun, pasti tak 100 persen mengenal kekasih. Lakukan permainan saling bertanya, boleh tentang hobi, sifat, atau mungkin cita-cita. Tuliskan 20 pertanyaan di kertas dan Anda berdua harus jujur menjawab. Sebaiknya pilih pertanyaan terbuka, bukan yang bisa dijawab dengan "ya" dan "tidak" agar permainan tidak membosankan.

5. Mengapa tak mengambil kelas kursus bersama? Banyak pilihan menarik yang bisa diambil, mulai dari membuat keramik hingga kelas bela diri.

6. Rajin-rajinlah mencermati agenda acara tiap pusat kebudayaan atau galeri seni. Biasanya mereka rutin menggelar pertunjukan musik hidup, film atau pameran secara gratis.

7. Ingin melihat langit bertabur bintang secara nyaman? Datanglah ke planetarium. Pilihlah jam pertunjukkan di jam-jam sibuk lalu nikmati suasana romantis berdua.

8. Lakukan kegiatan olahraga bersama tanpa perlu mengeluarkan uang, seperti jogging atau bersepeda.

Kamis, 18 Desember 2008

Bias Senyummu

Sosok insan yang lembut
Kasih sayangnya tulus ikhlas
Cintanya sepanjang masa
Kerinduannya mengharu biru

Bisik suaranya nan merdu
Melantunkan doa untuk ku
Belaian & peluk hangatnya
Mengantar lelapnya tidurku

Oh Mama ....
Walau masa berlalu
Tapi cinta kasih sayangmu
Tak pernah pudar & goyah

Guratan indah di wajahmu
Bias senyum mu terukir selalu
Walau senja telah menyapa mu
Tapi semangat jiwa tetap membara untuk ku

Oh Mama...
Izinkan aku membelai wajah mu
Dalam lelap nya tidur mu
Izinkan aku kecup mesra rupa mu

Oh Mama...
Izinkan ku peluk tubuhmu
Jadikan pundak ku untuk rebahmu
Aku kan berjuang untuk selalu ada di sisimu

Ya ALLAH...
Kumohonkam pada Mu
Izinkan diri ini tuk bisa
Menghias senyum di wajah mama
Wajah yang tetap cantik walau senja

Untuk Mama
Inur sayang sama Mama, luv U
Jakarta, 19 Desember 2008

Menikmati Patah Hati



Anda baru saja patah hati. Wajar jika saat ini Anda merasa sedih, kecewa, dan kesepian. Namun, jangan biarkan diri terpuruk terlalu lama. Segera bangkit dan hadapi dunia kembali!

Anda tidak bisa mengandalkan waktu untuk menyembuhkan luka hati karena waktu tidak akan menyembuhkan luka tanpa bantuan Anda. Sekaranglah saatnya Anda mulai melakukan langkah-langkah strategis untuk bangkit dari patah hati.

PENYANGKALAN
Kehilangan kekasih secara tiba-tiba sangat menyakitkan. Jadi, tidak apa-apa bila Anda melakukan penyangkalan dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa segalanya baik-baik saja. Dengan penyangkalan, Anda sebenarnya sedang mempersiapkan diri dan hati untuk menghadapi dan mengatasi kenyataan. Namun, yang perlu diingat adalah penyangkalan harus ada batasnya. Kebanyakan orang butuh waktu beberapa hari untuk siap menghadapi kenyataan.

Saran:
- Jangan membicarakan tentang patah hati yang Anda alami.
- Biarkan tumpukan benda-benda kenangan Anda bersamanya berada di tempatnya.
- Jalankan kegiatan rutin sehari-hari seperti biasa.
- Beri suntikan-suntikan positif pada diri sendiri, misalnya “Aku baik-baik saja,” atau “Aku dalam keadaan tenang.”
- Carilah kegiatan mengasyikkan untuk mengalihkan perhatian.

PENYEMBUHAN DIRI
Ketika tubuh dan pikiran telah pulih dari kejutan kehilangan kekasih, Anda akan memasuki fase kesadaran. Di masa ini, Anda mulai mempertanyakan kemampuan diri untuk mengatasi kehilangan itu. “Apa yang harus aku lakukan tanpa dirinya?” Dalam usaha untuk mengendalikan gejolak emosi, sering kali orang yang terserang patah hati menenggelamkan diri dalam kesibukan. Padahal, ini hanya akan membuat Anda hidup di bawah tekanan. Yang Anda butuhkan adalah meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri.

Saran:
- Penuhi lemari es dan lemari makanan dengan buah dan camilan sehat. Tahan diri untuk mengonsumsi makanan yang menggoda tapi membuat Anda menjadi lebih gemuk.
- Nikmatilah ritual mandi Anda.
- Bacalah novel atau majalah ringan dan nikmati di sofa empuk Anda.
- Hubungilah seorang sahabat yang Anda tahu cukup suportif.
- Tidur Anda mungkin terganggu, jadi sediakanlah makanan ringan di samping tempat tidur, kalau-kalau Anda terjaga di tengah malam.
- Daripada Anda murung dalam kegelapan, bukankah lebih baik Anda menikmati minuman hangat dan kudapan ringan?
- Ikutlah kelas yoga, taichi, atau pilates yang akan membantu meringankan ketegangan tubuh Anda.

MENGOLAH EMOSI
Pastikan tubuh Anda dalam keadaan sehat untuk memasuki fase ini. Langkah berikutnya adalah menyelami kepedihan hati Anda dengan cara mengolah emosi-emosi yang terpicu oleh kepedihan itu.

Saran:
- Sisihkan waktu untuk memutar ulang peristiwa penting dari hubungan asmara dalam pikiran Anda. Ketika Anda melihat foto-foto atau benda-benda simbolis dari kekasih Anda, apa yang Anda rasakan, apakah rasa marah atau sakit hati?
- Tuliskan saja apa yang Anda rasakan. Jika Anda ingin memaki atau bersikap sentimentil, di sinilah tempatnya.
- Mintalah seorang sahabat terpercaya untuk diajak bicara tentang pengalaman Anda ini.
- Lepaskan ketegangan Anda, misalnya dengan berteriak sekencang-kencangnya. Namun, setelah itu, imbangi dengan relaksasi untuk menolong mengendurkan ketegangan pikiran dan tubuh.

HIBUR DIRI
Anda telah melewati masa-masa menyedihkan, kini saatnya memberi imbalan bagi diri sendiri. Bersenang-senang dan hibur diri Anda sebaik mungkin.

Saran:
- Pergilah mengunjungi suatu tempat yang sudah lama Anda inginkan untuk memanjakan diri, namun tak pernah masuk dalam agenda karena kesibukan.
- Rencanakan perjalanan ke negara yang selalu ingin Anda kunjungi. Setelah kembali, pajanglah foto-foto liburan Anda di tempat yang mudah terlihat di rumah.
- Manjakanlah diri dengan hobi atau minat baru Anda.
- Berilah hadiah kecil yang Anda inginkan, bukan yang Anda butuhkan. Hadiah tidak harus mahal lho, sekotak cokelat pun bisa dijadikan hadiah.

BE A NEW YOU
Setelah berhasil keluar dari “lubang hitam”, selanjutnya bangun diri Anda ke arah lebih baik. Jika selama ini Anda malas mengubah penampilan, mungkin sekarang saat yang tepat. Jadikan patah hati sebagai momen yang tepat untuk memperbaiki diri.

Saran:
- Buatlah daftar tiga ciri dari fisik yang Anda anggap menarik. Pilihlah salah satu atau lebih untuk diberi perawatan dan perhatian ekstra. Misal, jika pilihannya rambut, potonglah rambut dengan model terbaru, dan berilah dengan warna baru pada rambut Anda.
- Buatlah daftar tiga sifat baik Anda. Pilihlah salah satu untuk dilatih. Misalnya, sifat baik Anda penuh perhatian. Maka ajaklah orangtua Anda ke tempat yang mereka suka.
- Tingkatkan salah satu kemampuan intelektual Anda. Misalnya, kemampuan menyelesaikan masalah. Maka, manjakan diri dengan memecahkan puzzle, atau isilah lebih banyak lagi teka-teki silang. Jadi, ingatlah, sepahit apa pun rasa sakit Anda karena patah hati, you will survive./*

Cobaan Hidup



Ujian atau cobaan hidup sudah merupakan Sunnatullah, hukum Allah yang bersifat pasti dan tetap, berlaku kapan dan di mana pun (QS 29: 1-3). Cobaan hidup ini bisa dalam bentuk sesuatu yang dirasakan berat dan menyakitkan, namun bisa pula dalam bentuk kebaikan dan kenikmatan yang menyenangkan. Allah menjelaskan: Tiap-tiap yang bernyawa itu akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan, sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kami-lah kamu semua akan dikembalikan.'' (QS 21: 23)

Sayid Hawwa dalam kitab Al-Asaasu fi at-Tafsier (VII: 3457) menjelaskan, berbagai cobaan hidup yang ditimpakan kepada manusia itu tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui secara lahiriyah mana di antara mereka yang pandai bersyukur dan mana pula yang kufur, mana yang bisa bersabar dan mana pula yang cepat putus asa. Menurut Sayyid Qutub, sebagaimana dikutip Sayid Hawwa, cobaan hidup yang berupa keburukan dan kesulitan akan mudah dipahami. Biasanya, orang yang mengalami cobaan hidup, misalnya mengalami sakit, hilang harta benda, dan seterusnya, yang bersangkutan akan segera berdoa dan mengharapkan pertolongan dan rahmat Allah swt.

Itu, berbeda dengan cobaan hidup yang berupa kebaikan dan kenikmatan. Ujian jenis ini memerlukan penjelasan dan perhatian yang mendalam. Sebab banyak orang yang beranggapan bahwa jabatan, kekuasaan, harta kekayaan dan ilmu pengetahuan itu bukanlah suatu ujian. Banyak orang yang bisa bersabar ketika menghadapi kesulitan, akan tetapi tidak tahan mendapatkan kenikmatan, kesehatan, kekayaan, dan kekuasaan.

Ketika ditimpa kesulitan, banyak orang yang langsung ingat kepada Allah dan selalu menyebut Asma-Nya, bahkan berjanji akan menjadi orang yang baik. Namun, begitu mereka berhasil mengatasi kesulitan dan mampu tegak berdiri tanpa bantuan orang lain, berubahlah sikap mereka. Banyak di antara mereka yang kemudian menjadi congkak, sombong, berlaku zalim kepada sesamanya, dan bahkan berani menentang perintah-Nya. Allah swt mengingatkan: Dan orang-orang yang mendustakan ayat Kami, akan Kami lalaikan mereka dengan kesenangan-kesenangan dari arah yang mereka tidak ketahuinya (QS 7: 182).

Imam Baedlawi di dalam tafsir Al-Baedlawi (hal. 205) menyatakan bahwa proses ini terjadi karena mereka terhanyut oleh berbagai kemudahan, tertipu oleh berbagai perasaan, seolah-olah situasi dan kondisi seluruhnya telah menguntungkan dirinya. Mereka tertipu oleh hawa nafsunya dan hawa nafsu orang-orang yang mengelilinginya.

Menurut Alquran, orang mukmin yang benar-benar bertakwa adalah orang yang bisa bersabar ketika menghadapi kesulitan dan penderitaan. Mereka mampu bersyukur ketika mendapatkan berbagai macam kenikmatan, sehingga mampu mempergunakan untuk sesuatu yang diridhai-Nya dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh umat manusia. Sabar dan syukur inilah yang harus senantiasa kita jaga dalam kehidupan ini. Wallahu A'lam bi ash-Shawab. - ah

Menjaga Akhlak



Hidup di abad modern dewasa ini tidak mudah. Mengapa? Karena penduduk semakin bertambah sementara alat pemenuhan kebutuhannya semakin terbatas. Ambil saja satu contoh: semakin banyak lahan di pedesaan yang tadinya berfungsi sebagai lahan pertanian untuk menghasilkan beras dan bahan makanan lainnya, kini sudah dijadikan lahan untuk perumahan atau untuk yang lain.

Corak hidup keras ini, terutama tampak menonjol di perkotaan. Saudara-saudara kita yang belum memiliki pekerjaan, termasuk tamatan perguruan tinggi, semakin banyak berdatangan ke kota untuk mencari pekerjaan. Akibatnya mudah terjadi berbagai benturan kepentingan sehingga menjadi salah satu penyebab utama naiknya kriminalitas di kota.

Untuk dapat bertahan dengan selamat dalam menghadapi hidup keras ini, perlu diperhatikan beberapa hal. Antara lain menjaga kepribadian atau akhlak, sebab manusia yang tengah menghadapi kesulitan hidup mudah sekali tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji asalkan dapat bertahan hidup. Bahkan sering kita mendengar ungkapan: Jangankan barang halal, barang haram pun sudah sulit diperoleh.

Oleh karena itu untuk dapat kita selamat, terhindar dari godaan-godaan yang dapat membuat kita terperosok kedalam perbuatan-perbuatan tidak terpuji, maka hendaklah kita berhati-hati. Selayaknyalah kita selalu waspada terhadap semua godaan hidup. Kita juga senantiasa berusaha/bekerja keras untuk memperbaiki nasib kita sesuai firman Allah ''Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya.'' (al-Ra'ad: 11).

Namun demikian, senantiasa perlu diperhatikan ketika sewaktu-waktu ada pihak yang mengajak kita untuk mencari tambahan nafkah, jangan terlalu cepat menerima ajakan tersebut. Sebab banyak di antara mereka yang ingin menipu kita. Kalau kita memiliki kedudukan, mungkin kedudukan kita akan dimanfaatkan untuk mendapatkan sesuatu. Atau bila kita memiliki sedikit modal dan kita diajak berkongsi, hendaklah berhati-hati pula karena banyak yang amblas (bangkrut), akibat terperangkap tipuan.

Hal-hal seperti itu, seakan sudah lazim terjadi di kota. Tidak sedikit manusia di perkotaan yang menampakkan diri sebagai pengusaha bonafide, memakai mobil baru (pinjaman atau sewaan), berpakaian perlente (berdasi), namun sesungguhnya mereka bermaksud mengelabui untuk dapat memperoleh keuntungan dari kita.

Untuk mengatasi hal semacam itu, sikap tabah dan sabar dalam menghadapi hidup dan kehidupan terutama di kota sangat diperlukan. Janganlah mudah terpengaruh pada hal-hal yang indah di mata, namun sesungguhnya adalah pancingan untuk memerosokkan kita ke dalam perbuatan maksiat. Perkuatlah iman karena berbagai godaan yang menarik akan selalu datang.

Hanya orang yang kuat imannya sajalah yang dapat selamat. Perbanyaklah ibadah terutama salat karena Allah berfirman: ''Sesungguhnya salat itu adalah mencegah kita berbuat keji dan mungkar.''(al-Ankabut: 45). - ah

Senin, 15 Desember 2008

Romansa ala Barack Obama



SELAIN sosoknya yang banyak disukai masyarakat dunia, Barack Obama ternyata pria yang romantis. Kisah cinta Barack Obama dengan istrinya, Michelle Robinson, cukup menarik. Obama dan Michelle pertama kali bertemu pada 1989 di Chicago. Saat itu, Obama yang masih berstatus mahasiswa tahun pertama di Fakultas Hukum di Harvard University magang untuk menghabiskan liburan musim panasnya di sebuah kantor pengacara di mana Michelle bekerja. Michelle yang jadi pengacara di situ ditunjuk sebagai mentor Obama.

Sejak pertama bertemu, Michelle sebetulnya sudah terpesona kepada Obama. Menurut Michelle, Obama pria yang tampan. Namun, dia mengetes Obama lewat teman-temannya sebelum akhirnya Obama mengajaknya berkencan. Acara kencan pertama dilakukan dengan mengunjungi The Art Institute dan menonton film Spike Lee yang berjudul Do the Right Thing. Yang romantis, mereka saling berbagi es krim cokelat saat itu.

Hubungan cinta keduanya makin bersemi. Setelah Obama menemui keluarga Michelle dan berhasil "lolos tes" dalam pertemuan itu, Michelle meminta Craig, kakaknya yang seorang pelatih basket, untuk menilai kepribadian Obama di lapangan basket. Craig memberi laporan kepada Michelle bahwa Obama adalah pria yang percaya diri.

Obama lalu kembali meneruskan kuliahnya di Harvard setelah musim panas itu berakhir. Ia dan Michelle melanjutkan hubungan cinta mereka lewat jarak jauh sampai akhirnya Obama pindah ke Chicago, setahun setelah lulus kuliah. Tahun 1991, keduanya bertunangan. Obama melamar pujaan hatinya ini di Gordon, sebuah restoran mewah di Chicago. Yang romantis, sebagai makanan penutup, Michelle disuguhi piring berisi kotak kecil, yang di dalamnya berisi cincin pertunangan.

Malam itu, sebelum acara makan malam berlangsung, Michelle baru saja "menguliahi" Obama bahwa kekasihnya itu perlu membina hubungan cinta mereka dengan lebih serius. Ketika "makanan penutup" itu tiba, Obama meledeknya. "Cincin ini membuatmu terdiam, kan?" Michelle mengangguk.

Minggu ketiga Oktober 1992 keduanya sepakat mengikat janji di depan pelaminan. Michelle mengenakan gaun pengantin berbahu terbuka. Upacara pernikahan dilakukan di Trinity United Church of Christ dan pestanya berlangsung di South Shore Cultural Center di Chicago. Setelah menikah, pasangan romantis ini berbulan madu ke West Coast di Amerika. Setelah itu, mereka pindah ke apartemen di Chicago's Hyde Park.

Dengan dukungan Michelle, karier politik Obama terus melesat sampai akhirnya ia tiba di Gedung Putih. Saat terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, dalam pidatonya ia memuji Michelle sebagai sahabatnya dalam 16 tahun terakhir dan berterima kasih kepada keluarganya yang tiada duanya. Agaknya, ucapan Obama ini memang bukan sekadar basa-basi.

Mesra dan ekspresi wajah penuh cinta selalu terlihat dari keduanya ketika di depan publik, seperti yang banyak terekam jepretan kamera dalam berbagai acara. Setiap saat setelah selesai berpidato atau bahkan sekadar hadir di acara piknik keluarganya, Obama tak pernah lupa memeluk dan mencium pipi si pendukung setianya, baik dalam kehidupan pribadi maupun kariernya, Michelle. Aih, romantisnya....

4 Tips Tak Jenuh Di Rumah



Bagi sebagian perempuan, tinggal di rumah merupakan pilihan. Sementara sebagian lainnya memganggap hal itu suatu bentuk keterpaksaan. Apapun motivasinya, tinggal di rumah pastilah menyisakan stres, perasaan kesepian, dan bukan tak mungkin membuat depresi. Namun jangan khawatir, perasaan-perasan negatif tadi normal saja, kok. Nah, berikut ini ada sejumlah tips untuk mengatasinya!

1. Bangga dengan Apa yang Dilakukan
Ingat, tinggal di rumah adalah pilihan. Jika Anda sendiri tak bangga pada keputusan yang telah dibuat untuk selalu dekat dengan buah hati tercinta, rasanya Anda tak pantas mengharapkan orang lain menaruh kebanggaan serupa pada Anda. Jadi, ayo hadapi, meski hanya diam di rumah, lengkap dengan pertengkaran, rengekan, atau teriakan Si Kecil bukanlah acara piknik yang menyenangkan. Anak-anak hanya akan melewati masa kecilnya sekali saja, dan hal ini sangat menentukan kualitas hidupnya kelak. Sementara bagi Anda, dengan berbekal semua kompetensi yang dimiliki, pintu dunia kerja tetap terbuka lebar dan siap menanti.

2. Bekerjalah Secara Terorganisir
Anda mungkin berpikir betapa enaknya kaum ibu yang tak harus bergegas ke kantor setiap pagi, dan bisa mengatur jadwal sesuka hatinya. Anggapan semacam itu jauh panggang dari api, alias salah besar. Anak-anak (dan sang ibu tentunya) ini tumbuh dalam rutinitas. Mau tak mau mereka harus mengatur jadwal agar segalanya beres. Anda harus tahu persis apa yang akan dikerjakan selanjutnya, sehingga masih ada waktu luang untuk bersosialisasi dengan teman. Menjaga rumah tetap rapi juga akan sangat membantu membuat Anda kerasan tinggal di rumah. Siapa, sih, yang mau "berenang" di tengah tumpukan pakaian yang belum disetrika?

3. Prioritas Relasi dengan Suami
Sekalipun Anda sukses sebagai ibu teladan, yang mendedikasikan seluruh energi dan waktunya bagi anak-anak, namun bila perkawinan Anda jadi berantakan, mereka juga yang akan menderita. Jadi, jadwalkan secara teratur 1-2 kali dalam sebulan untuk berkencan bersama suami. Setahun sekali, setidaknya ada 1 kali berlibur khusus atau berakhir pekan bersama pasangan tanpa anak. Jadwalkan waktu khusus setiap malam hanya untuk berduaan dengan suami. Sedapat mungkin biasakan anak-anak tidur di kamar masing-masing sejak kecil.

4. Sediakan Me Time!
Tak perlu tampil sebagai ibu yang baik selama 24 jam terus-menerus. Bukan suatu kesalahan, kok, jika Anda menaikkan kaki ke atas meja dan relaks sejenak. Yang tak kalah penting, tetaplah menjalin kontak atau mengunjungi sahabat karib. Sesekali keluar bersama "gerombolan" teman-teman semasa kuliah dulu pasti akan mengasyikkan. Pengaruhnya akan nyata, lho, terhadap penampilan Anda. Percayalah, Anda akan awet muda dan terlihat ceria.

Rokok Sebabkan Produksi Sperma Turun


Bagi pasangan suami istri yang ingin mempunyai momongan namun tidak kunjung datang juga, ada baiknya jika Anda berhenti merokok atau menghindari paparan rokok. Selain sederet efek negatif rokok, rokok juga dapat mengakibatkan produksi sperma pada lelaki lebih rendah.

Prof. Dr. dr Wahyuning Ramelan SPand (Spesialis Andrologi) Brawijaya Women & Children Hospital mengatakan berdasarkan penelitian kasar yang dilakukan terhadap lelaki yang merokok dan tidak merokok hasilnya adalah lelaki merokok cenderung memiliki sperma yang lebih rendah dibandingkan lelaki yang tidak merokok.

Kriteria sperma yang baik berdasarkan WHO, memiliki volume antara 2 sampai 5 mililiter (ml) sekali keluar. Sedang lelaki sangat subur memiliki lebih dari 200 juta sel sperma sekali keluar.

"Memang sampai kini belum ada penelitian resmi dan angka akurat pada manusia mengenai pengaruh rokok ini. Tetapi memang ada faktor," kata dr Ramelan, di sela diskusi Mendambakan Punya Momongan, di Brawijaya Women & Children Hospital, Jakarta, Sabtu (13/12).

Hal yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan pada hewan coba. Menurut dr Ramelan, jika hewan coba diberi paparan rokok, pada hewan coba jantan akan mengalami penurunan produksi sperma. Selain itu, kecenderungan memiliki anak dengan cacat bawaan juga cenderung meningkat dibanding hewan coba yang tidak diberi paparan rokok.

"Sebaiknya hindari paparan rokok. Karena kita juga tidak tahu sensitifitas kita. Setiap individu kan beda-beda," tuturnya.

Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya" . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku"

Ust. Rahmat Abdullah (alm)

Sabtu, 13 Desember 2008

Hubungan Harmonis Pangkal Bahagia


Jangan tunggu sampai hubungan Anda dan suami membosankan. Banyak, kok, cara yang bisa dilakukan untuk mencapai hubungan suami istri yang saling memuaskan.

Banyak hal yang bisa membuat hubungan suami istri tidak harmonis. Beberapa hal penyebabnya adalah komunikasi yang buruk, serta ketidaktahuan mengenai seksualitas.

Menurut Dr. Nugroho Setiawan, MS., hubungan pasutri (pasangan suami istri) yang harmonis adalah hubungan seksual yang bisa dinikmati oleh kedua belah pihak, yakni suami dan istri. Salah satu faktor penentu agar kedua belah pihak menikmati aktivitas tersebut adalah terbukanya komunikasi selebar-lebarnya. "Suami dan istri harus saling berbicara dan menyampaikan keinginan masing-masing," tandasnya.

Nugroho mengingatkan, seks itu belajar sambil berjalan. "Semakin lama usia pernikahan, dan selama pasangan mau mempelajari hubungan seks lebih baik dan mau berkomunikasi, seharusnya mereka mendapat kenikmatan lebih. Sehingga seharusnya orgasme sebulan mendatang jauh lebih nikmat daripada orgasme sekarang," kata seksolog dari RS Bintaro Internasional ini.

Yang tak kalah penting, pasangan suami-istri juga harus memiliki pengetahuan tentang seksualitas, sehingga pasangan suami istri sudah mengetahu dengan pasti apa yang ingin dicapai, dan apa yang harus dilakukan saat berhubungan intim.

Pengetahuan seks yang harus diketahui oleh pasangan mencakup segala aspek yang berkaitan dengan hubungan seksual, dari mencumbu, meraba, dan sebagainya. Termasuk, misalnya, mengetahui kapan melakukan penetrasi.

"Penetrasi yang benar adalah menunggu sampai terjadi reaksi bangkitan seksual sepenuhnya pada kedua belah pihak. Secara anatomis, sudah terjadi perubahan karena rangsangan seksual. Pada pria misalnya, sudah terjadi ereksi yang kuat," ujar Nugroho.

Kesiapan untuk penetrasi inilah yang harus disampaikan ke pasangan. Jika ternyata si wanita belum siap, ya sampaikan saja bahwa ia belum siap. Biasanya, pada wanita, bangkitan seksual tidak begitu tampak secara fisik, berbeda dengan pria yang bisa tampak dari sudah terjadinya ereksi yang kuat.

"Jadi, harus berkomunikasi. Kalau tidak, bisa-bisa mereka tidak tahu apakah pasangannya sudah siap atau belum. Ujung-ujungnya, si wanita mengeluh karena tidak memperoleh kepuasan."

MENJAGA KETERTARIKAN
Hubungan seksual yang harmonis biasanya diawali oleh adanya ketertarikan antara keduanya. Ketertarikan pertama biasanya ketertarikan fisik. "Seseorang tertarik pada lawan jenis karena fisiknya sesuai seperti yang ia harapkan," kata Nugroho.

Namun, fisik tentu akan berubah seiring bertambahnya usia. Misalnya, pada pasangan yang sudah menikah selama 10 tahun. "Fisiknya tentu berubah, tidak seperti yang mereka harapkan dulu. Harapannya langsing, sekarang istri sudah gemuk, atau suami sudah buncit. Ini akan mengubah ketertarikan, dan bisa memicu kejenuhan."

Pada pasangan suami-istri yang sudah lama menikah, ketertarikan fisik biasanya akan berubah menjadi ketertarikan emosional. "Mereka tertarik pada sifat atau kelakuan pasangan. Namun sebaliknya, hubungan yang sudah berjalan sekian lama seringkali juga membuat pasangan tidak menyukai sifat dan kebiasaan pasangan. Ini yang menjadi penghalang dan memicu hubungan jadi hambar," lanjut spesialis andrologi ini menjelaskan.

Oleh karena itu, Nugroho menyarankan pasangan untuk berkomunikasi menyampaikan harapan mereka untuk mengukuhkan ketertarikan, seperti ketika pertama kali bertemu. Misalnya, "Sayang, kalau kamu lebih langsing pasti tambah cantik, deh," atau, "Sepertinya perut kamu sudah terlalu buncit, Mas. Aku lebih suka ketika perutmu tidak terlalu buncit."

Menurut Nugroho, menyampaikan harapan seperti ini tak bakal menyinggung perasaan pasangan, asal disampaikan dalam suasana dan cara yang tepat. "Kalau waktunya tidak tepat dan cara penyampaiannya tidak pas, tentu hasilnya tidak bagus, bisa-bisa pasangan malah tersinggung," lanjutnya.

Jika harapan semacam ini tidak disampaikan, orang tidak akan mengetahui apa yang sebetulnya diharapkan pasangan. "Jadi, memang harus saling menyesuaikan dan memahami keinginan pasangan, sehingga ketertarikan tidak luntur." Seandainya komunikasi verbal tidak memungkinkan, pasangan suami-istri bisa menyampaikannya secara tertulis.

"Misalnya, setiap tiga bulan sekali, masing-masing menuliskan keinginan dan harapannya, kemudian dibahas berdua. Ini lebih fair dan bisa membantu perkawinan lebih harmonis."

Hubungan seksual yang harmonis juga akan tercapai jika ada rangsangan seksual, salah satunya dengan panca indera. Bisa dengan melihat saja atau sampai perabaan di daerah-daerah erotis. "Daerah erotis pria dan wanita memiliki sedikit perbedaan. Kepekaannya pun berbeda, sehingga komunikasi juga harus dilakukan untuk menunjukkan perabaan dan intensitas seperti apa yang yang diharapkan," kata Nugroho.

Contoh lain yang berhubungan dengan panca indera adalah pemilihan ruangan. Ada pasangan lebih menyukai ruangan yang beraroma tertentu, sehingga gairahnya bisa bangkit.
Nah, jangan langsung putus asa jika hubungan pasutri Anda mengecewakan. Banyak cara yang bisa dilakukan agar hubungan Anda dan suami menjadi harmonis, bukan?

Perempuan dengan Kenangan dan Khayalan

Rindukanlah aku selalu.”

Kata-kata terakhir yang terucap dari dirimu saat aku melepas kepergianmu ke Jakarta. Kamu berkeras untuk bekerja di Jakarta meski ada beberapa universitas negeri dan swasta di Yogyakarta yang menawari pekerjaan sebagai staf pengajar. Menurut kamu, Jakarta lebih menjanjikan kehidupan yang layak. Ya, sudah kalau kamu sudah berkeinginan, tiada seorangpun dan tiada penghalang apapun yang bisa menentangnya. Tidak juga aku, pacarmu, kekasih hatimu, belahan jiwamu.

Menjelang kepergianmu, aku selalu meratap cemas. Gundah gulana, apakah kamu tidak akan tergoda dengan perempuan-perempuan Jakarta yang metropolis dan modern. Perempuan-perempuan cantik jelita dengan senyum menawan, tubuh seksi menggoda, harum wangi membuai jiwa. Perempuan yang tentunya memiliki segalanya dari aku, perempuan biasa-biasa saja.

Menjelang kepergianmu, makin banyak hal yang menggelayuti pikiranku. Aku takut kamu tenggelam dalam kesibukanmu. Terbenam bersama rutinitas yang pasti sangat membelenggu dirimu. Kalau sudah begitu, masihkah engkau akan selalu teringat dengan diriku, kekasihmu yang selalu setia menunggu.

Pikiran itu terus membebani pikiranku. Juga saat melepas kepergianmu di Stasiun Tugu. Pikiran itu tak bisa hilang meski seiring waktu terus berlalu. Pikiran itu masih saja mengganggu.

Tiba-tiba kamu merangkul mesra diriku. Mencumbu rayu dengan sejuta kata cinta. Mencoba menenangkan diriku yang tengah dilanda kegalauan yang teramat mendalam. Aku pun terbuai dengan sejuta rayuan gombalmu. Ah, aku hanya perempuan biasa yang senang dirayu sang kekasih hati, belahan jiwaku.

Tiba-tiba suara deru kereta api memecah kemesraan antara aku dan dirimu. Ah, bisakah keberangkatan dirimu ditunda, setidaknya untuk beberapa saat. Bisakah kepergianmu hanya angan belaka dalam benakku saja. Setidaknya aku ingin dicumbu rayu, dibelai buaian segala kata cinta yang mengharu biru. Aku masih ingin dipeluk mesra, masih ingin merasakan hangatnya kasihmu.
“Rindukanlah aku selalu.”

Kata-kata itu kembali terngiang di telingaku. Kamu pun beranjak, bergegas menaiki kereta. Tak lama berselang kereta mulai meninggalkan Stasiun Tugu, seiring dirimu meninggalkan aku kekasih hatimu.

Lambat laun kereta perlahan menghilang dari pandangan. Seiring itu pula aku seolah kehilangan harapan. Akankah kita akan bertemu dan bercinta lagi? Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa menjawab pintaku yang sederhana ini.

Seiring waktu berputar, sudah empat tahun berlalu. Sudah empat tahun kamu tidak menjumpai diriku. Sudah empat tahun, kamu tidak lagi membelai diriku. Sudah empat tahun, tak ada lagi sentuhan mesra dari dirimu. Yang ada hanyalah setumpuk surat cinta, sederet surat elektronik dan segelintir pesan singkat di telepon selulerku.

Aku masih menunggu. Masih menanti kedatanganmu. Tetapi lagi-lagi yang datang hanyalah surat cinta, sederet surat elektronik dan segelintir pesan singkat di telepon selulerku. Begitu seterusnya selama empat tahun ini.
“Rindukanlah diriku selalu.”

Kata-kata itu terngiang lagi di telingaku. Seolah baru kemarin aku mendengarkan dari bibirmu. Tetapi kali ini hanya berupa tulisan dalam surat-suratmu, hanya berupa larik kata-kata dalam pesan-pesan elektronik. Ah, kekasih hatiku, kapan sih aku tidak merindukan dirimu?
“Ingatlah kenangan masa lalu kita.”

Kamu berucap begitu dalam suratmu yang lain. Ah, aku masih mengingatnya. Kenangan indah kita berdua saat masih kuliah dulu. Berjalan bergandengan mesra menyusuri boulevard Universitas Gadjah Mada di tengah rintik gerimis pada suatu sore sepulang kuliah. Aku dan kamu tak peduli meski rintik gerimis makin deras membasahi tubuh. Aku dan kamu lupa membawa payung. Tak peduli juga kala segerombolan anak-anak sekolah menyoraki aku dan kamu yang makin mesra menikmati hujan. Tak peduli bila aku atau kamu terkena flu. Ah, apakah artinya penyakit kalau kita bisa selalu bersama.

Juga kenangan saat aku dan kamu menyantap makan siang sepiring berdua di sebuah warung di Jalan Kaliurang. Tak peduli dengan tatapan orang yang seakan mengejek. Ah, apa peduli aku dan kamu. Makan berdua, sepiring berdua, kata orang itu roman picisan. Ah, aku dan kamu tak akan peduli dengan semua itu.

Tak juga lekang tentang kenangan saat aku dan kamu bergandengan di Parang Tritis menyaksikan mentari terbenam. Menyaksikan indahnya senja keemasan yang menyelimuti lautan samudera luas. Mendengarkan suara deru ombak yang terus bergulung-gulung dengan indahnya. Menjadi saksi pergantian siang menjadi malam.

Aku juga masih ingat dengan puisi-puisi yang kamu berikan saat aku berulang tahun. Hadiah paling indah yang pernah aku dapatkan. Meski tanpa kue tart, tiup lilin, balon atau candle light dinner, aku tetap akan selalu mengenang hadiah terindah dari kamu sang belahan jiwaku.

Tapi kini kala aku berulang tahun, kamu tak lagi seromantis yang dulu. Kiriman berlabel FedEx atau DHL selalu menjejali diriku. Hadiah-hadiah mahalmu kadang membuat risih diriku. Sepatu Manolo Blahnik, dompet Prada, tas tangan Louis Vuitton, parfum Kenzo hingga jam Bvlgari memenuhi ruang kamar tidurku. Kekasihku, tidakkah kau menyadari kalau aku tidak butuh semua itu? Ruang hatiku masih mendambakan puisi-puisimu, masih menantikan buaian kata-kata manismu. Tubuhku masih merindukan belai lembut kasihmu, pelukan mesra dirimu. Ke mana semua itu kekasihku?
“Ini semua bentuk cintaku padamu.”

Begitu jawabmu saat aku mengeluh mengenai hadiah pemberianmu yang mahal-mahal itu. Ah, kekasihku tidakkah kau yang menyuruh aku untuk mengingat masa lalu indah kita berdua? Masa-masa indah penuh romantisme yang mungkin untuk orang lain sangat sentimentil, tetapi tidak buatku. Kekasihku, sudah lupakah kamu dengan janji-janjimu yang dulu. Janji-janji yang kaubisikkan di telinga hingga membuatku terbuai hingga langit ketujuh. Ah, sekiranya kamu masih ingat.

Surat-surat masih terus berdatangan tanpa pernah ada kehadiran dirimu. Selalu saja ada alasan darimu kala aku bertanya kapan kamu akan datang memberikan sebentuk cinta untukku. Selalu saja ada alasan yang mau tak mau mesti aku terima.
“Tunggulah aku, belahan jiwaku. Nantikan kedatanganku.”

Kata itu menjadi jawaban dari dirimu kala aku bertanya kapan kamu akan melamar diriku. Dulu kamu dan aku bermimpi tentang membina sebuah keluarga. Aku dan kamu mengkhayalkan sebuah keluarga bahagia dan sejahtera. Ada anak-anak yang memanggilmu ayah dan menyebutku bunda. Anak-anak yang berkejaran di halaman rumah, bercanda riang tawa dengan aku dan kamu. Anak-anak yang mungkin akan membuat aku dan kamu jengkel dengan semua tingkah lakunya yang nakal tetapi selalu akan membuat aku dan kamu rindu dengan mereka.

Tetapi kamu selalu bilang untuk mewujudkannya, kamu harus menempuh cita-citamu setinggi mungkin. Kamu ingin meraih apa yang kamu inginkan, rumah, mobil dan segala hal kebendaan lainnya. Kemudian baru kamu akan melamarku.

Kamu selalu bilang ingin membahagiakan diriku dengan sempurna. Kalau kamu bisa memberikan rumah mewah, mobil keluaran paling mutakhir, jam tangan mahal, sepatu impor Italia dan semacamnya maka kamu menganggap itu adalah kebahagiaan sejati bagimu.

Ah, kekasihku sudah lupakan dirimu dengan diriku yang tak pernah meminta dan mendamba semua itu. Aku tak membutuhkan semua kebendaan itu. Yang aku harapkan dan selalu kunantikan adalah kehadiran dirimu. Keberadaanmu di sampingku sepanjang waktu yang selalu kuinginkan.
“Tunggulah aku, belahan jiwaku. Nantikan kedatanganku.”

Kata-kata itu kembali termaktub dalam suratmu kala aku bertanya sekali lagi menanyakan kehadiran dirimu. Ah, kekasihku sejujurnya aku lelah dengan keadaan ini. Lelah menjawab pertanyaan keluarga, kolega dan sahabat yang selalu melontarkan sindiran kapan aku akan melepas masa lajangku. Usiaku makin beranjak tua, satu persatu teman dan juga kerabat telah mendahului, mengikat tali cinta mereka dalam sebuah ikatan pernikahan yang sejatinya juga aku dan kamu impikan selama ini.

Setiap kali undangan perkawinan datang ke rumah. Ibu selalu menanyakan kapan giliranku. Lelah aku menjawabnya. Letih untuk berkelit dari pertanyaan itu. Sampai aku bisa bertahan, aku sendiri tidak tahu. Aku selalu teringat kata-katamu yang masih terngiang di telingaku, kata-kata yang selalu membuai jiwaku. Tapi kekasihku, aku tak tahu sampai kapan aku bisa bertahan dengan semua itu.
“Ingatlah janji setia antara kita berdua.”

Ah, itu lagi jawabanmu untuk berkelit dari persoalan yang aku hadapi seorang diri. Ah, kekasihku, aku selalu ingat janji setia kita untuk selalu bersama, sehidup semati. Peduli setan dengan ucapan mengejek dari orang-orang di sekeliling kita. Bukankah cinta akan selalu membuat jiwa kita hidup? Bukankah cinta akan membuat kita memiliki makna dalam menjalani hidup? Ah tahu apa orang-orang itu tentang cinta yang terjalin antara kita berdua. Hanya Tuhan, aku dan kamu saja yang tahu.

Kekasihku, ingat dengan janji setia tak berarti akan menyelesaikan masalah seperti semudah membalikkan telapak tangan. Kekasihku, kadangkala aku sudah tidak kuat lagi menahan semua ini. Rinduku kepadamu, hausnya diriku akan kasih sayangmu, juga impianku untuk terikat tali perkawinan dengan dirimu dan semua masalah yang menimpa diriku seolah makin menambah beban pikiran.

Aku merindukanmu tetapi kenapa malah surat-surat cinta, sederet surat elektronik dan segelintir pesan singkat di telepon selulerku saja yang selalu datang menghampiri. Aku menantikanmu tetapi kenapa hadiah-hadiah mahalmu yang selalu mendatangi diriku. Aku butuh kepastianmu. Aku butuh kehadiranmu. Aku menginginkan kehadiranmu di sisiku untuk menemani keseharianku.
“Tunggulah aku, belahan jiwaku. Nantikan kedatanganku.”

Kata itu lagi yang datang menghampiri diriku. Kata-kata yang selalu kamu lontarkan saat berkelit menghindari semua ini.
Kekasihku, kamu selalu mengingatkanku tentang janji-janji aku dan kamu, impian-impian aku dan kamu, kenangan antara aku dan kamu. Selalu saja mengingatkanku, setiap waktu dalam surat-surat cinta, sederet surat elektronik dan segelintir pesan singkat di telepon selulerku. Tetapi bolehkah kali ini aku meminta sesuatu? Tidak sulit kekasihku, hanya aku ingin bertanya sudahkah kamu mengingat semua itu? Mengingat semua janji-janji yang kamu ikrarkan, mengingat impian-impian yang kamu buaikan, juga mengingat kenangan antara aku dan kamu. Sudahkah kamu mengingatnya kekasihku?

Jakarta, 14 Agustus-30 September 2003

Dodiek Adyttya Dwiwanto. Lulusan Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Gadjah Mada. Tulisan-tulisannya seperti cerita pendek, resensi buku, dan artikel sepakbola dimuat di berbagai media cetak nasional. Saat ini, bekerja sebagai humas di sebuah perusahaan, selain juga menjadi kolumnis sepakbola di sebuah media cetak nasional.