Jumat, 05 Desember 2008

Mau Tahu Teori Nasi Goreng?



ALMARHUM Umar Kayam dengan jenakanya pernah berteori soal resep nasi goreng yang dijamin enak.

"Begini, lho. Nasi itu mesti digoreng sama jlantah (minyak bekas menggoreng lauk), jangan mertego (mentega). Sambelnya diulek pake trasi yang sedep. Pokoknya bumbunya itu semangkin mbleketek dari dapur sendiri semakin enak,” begitu tulis Kayam dalam ”Teori Nasi Goreng”, salah satu dari kumpulan tulisannya pada buku Mangan Ora Mangan Kumpul (Pustaka Utama Grafiti, 1990).

Setiap rumah tangga pun bisa punya resep nasi goreng tersendiri. Bahkan, ada yang ditambahi kluwek, atau mungkin juga minyak jelantah seperti Kayam.

Nasi goreng pun menjadi penyelamat ketika di restoran kita bingung memilih masakan apa. Makan nasi goreng tak ada aturan waktu. Pagi, siang, malam, cocok-cocok saja.

Setiap orang punya selera masing-masing soal nasi goreng. Soal mentega, yang disinggung oleh Umar Kayam, tampaknya dicomot dari anggapan umum. Memang banyak orang yang menganggap, nasi goreng beraroma mentega lebih menerbitkan air liur. Seperti Nasi Goreng Strawberry di Cafe Strawberry di Gandaria, Jakarta Selatan. Pada tahap akhir menggoreng, nasi ditambah margarin untuk menambah kegurihan.

Namun, mentega tak selamanya kunci kegurihan nasi goreng. Banyak cara menjadikan nasgor gurih dan memikat.

William Wongso, pakar kuliner, mengatakan, tidak ada bumbu standar nasi goreng. Bumbu apa pun yang bisa ditumis, sah-sah saja dipakai untuk membumbui nasi goreng. Oleh karena itu, tambahnya, setiap daerah punya resep nasi goreng sendiri dengan memanfaatkan bumbu khasnya.

Begitu pula di negara lain. Nasi goreng ala China, menurut William, biasanya berbumbu bawang putih dan kecap asin. Jika nasgornya kemerahan, biasanya dengan saus hoi sin. Sementara nasi goreng Jepang biasanya cenderung polos, hanya bawang putih, telur, dan kecap kikoman.

Di Thailand, nasi goreng dicampur dengan potongan nanas dan berbumbu sereh. Di Vietnam, daun mengkudu muda dirajang halus untuk bumbu nasi goreng bersama bumbu kuning seperti kunyit, bawang merah, dan bawang putih.

Di Indonesia, yang memiliki kekayaan kuliner luar biasa, nasi goreng pun beradaptasi dengan berbagai suku lalu mewujud menjadi nasgor yang beraneka macam. Bumbu rendang sampai bumbu rawon pun bisa menjadi bumbu nasi goreng, masih kata William.

Siapa sih yang tak kenal Nasi Goreng Kambing (biasa disingkat NGK) Kebon Sirih di Jakarta Pusat? Nasi goreng ini khas karena menggunakan minyak samin untuk menggoreng. Aromanya sangat khas. Aroma khas daging kambing berduet sempurna dengan aroma minyak samin.

Tak harus nasi dingin

Nasi yang digunakan untuk bahan nasi goreng saat ini tak lagi nasi sisa sehari sebelumnya. Namun, seperti sebuah kesepakatan, nasi goreng yang dijual di berbagai kedai hingga restoran banyak yang berbahan baku nasi baru yang didinginkan. Tujuannya supaya nasi goreng tidak lembek.

Padahal, tak harus demikian. Nasi goreng Aceh di Rumah Makan Seulawah yang agak lembab justru sangat nikmat dan pulen. Ratna Dwikora, pemilik Seulawah, mengatakan, nasi yang digoreng memang nasi panas, yang ditanak dengan air lebih sedikit dari nasi biasa.

Nasgor Aceh menjadi contoh kedahsyatan nasgor dari Indonesia. Dengan belasan macam rempah, seperti jinten, cengkeh, peka, dan biji kaskas, membuat nasi goreng ini bikin ketagihan. Apalagi ditemani dengan secangkir kopi Acehnya. Duh.... (SF)


Sumber kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda