Kamis, 11 Desember 2008

Selamat Jalan Ali Alatas (In Memoriam)



Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Ali Alatas, Kamis (11/12), meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura pada pukul 07.30 waktu setempat.

Kepala Biro Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Pertimbangan Presiden Sekretariat Negara RI Kamarullah Halim seperti dikutip Antara, Kamis, membenarkan informasi tersebut.

"Saya baru saja mengontak pihak kedutaan besar di sana dan saat ini tengah dipersiapkan segala sesuatunya, beliau meninggal pada pukul 07.30," kata Kamarullah.

Ia menjelaskan, belum tahu persis sakit yang diderita mantan menteri luar negeri itu. "Rencana pemulangan beliau ke Indonesia saat ini masih dibicarakan dengan pihak kedutaan dan keluarga. Dalam satu hingga dua jam ke depan sudah ada perkembangan," katanya.

-------------------******************************----------------------------------

ALI Alatas merupakan salah satu diplomat andal yang dimiliki Indonesia. Kelahiran Jakarta, 4 November 1932 ini, "dipakai" oleh lima orang Presiden RI, mulai dari sebagai Menteri Luar Negeri zaman Soeharto dan Habibie tahun 1987-1999, kemudian sebagai penasihat Presiden Abdurrahman Wahid.

Pada zaman Megawati Soerkarnoputri, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1956 ini ditunjuk menjadi penasihat untuk urusan luar negeri. Sebagai penasihat presiden, Alex, demikian ia akrab disapa, antara lain telah menjalankan misi diplomat ke berbagai negara, termasuk membicarakan perdamaian Aceh dengan Hasan Tiro di Swedia.

Pada 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Alex sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

Selama dua dasawarsa lebih, Alex memperlihatkan kelas tersendiri sebagai diplomat. Sebagai bukti keandalannya, Alex juga pernah dinominasikan menjadi Sekjen PBB oleh sejumlah negara Asia pada 1996. Selain itu, Alex juga diakui oleh dunia internasional, hal itu terbukti dengan diangkatnya Alex menjadi Utusan Khusus (Special Envoy) Sekjen PBB untuk Reformasi PBB pada 2005.

Menurut ensiklopedia tokoh Indonesia, kisah hidup Alatas adalah diplomasi. Padahal, pada masa kecil ia bercita-cita menjadi pengacara meski ia juga sempat mencicipi dunia jurnalistik sebagai korektor Harian Niewsgierf (1952-1953) dan redaktur kantor berita Aneta (1953-1954).

Ia mengawali tugas diplomatnya sesaat setelah ia menikah sebagai Sekretaris Kedua di Kedutaan Besar RI di Bangkok (1956-1960). Sebelumnya ia nyanggong di Direktorat Ekonomi Antarnegara, Departemen Luar Negeri RI (1954-1956).

Selepas bertugas di Kedubes RI Bangkok, ia kemudian menjabat Direktur Penerangan dan Hubungan Kebudayaan Departemen Luar Negeri (1965-1966). Lalu ditugaskan menjabat Konselor Kedutaan Besar RI di Washington (1966-1970). Kembali lagi ke Tanah Air, menjabat Direktur Penerangan Kebudayaan (1970-1972), Sekretaris Direktorat Jenderal Politik Departemen Luar Negeri (1972-1975), dan Staf Ali dan Kepala Sekretaris Pribadi Menteri Luar Negeri (1975-1976).

Ia dipercaya mejalankan misi diplomat sebagai Wakil Tetap RI di PBB, Jenewa (1976-1978). Kembali lagi ke Tanah Air, menjabat Sekretaris Wakil Presiden (1978-1982). Lalu, kemampuan diplomasinya diuji lagi dengan mengemban tugas sebagai Wakil Tetap Indonesia di PBB, New York (1983-1987). Selepas itu, ia pun dipercaya menjabat Menteri Luar Negeri (1987-1999) dalam empat kabinet masa pemeritahan Soeharto dan Habibie.

Saat menjabat Wakil Tetap Indonesia di PBB, ia harus menghadapi berbagai kritikan mengenai masalah Timor Timur. Ia dengan cekatan bisa melayaninya dengan diplomatis. Apalagi, saat pecah insiden Santa Cruz yang menewaskan puluhan orang pada 12 November 1991, ia cekatan untuk meredam kemarahan dunia. "Diplomasi itu seperti bermain kartu. Jangan tunjukkan semua kartu kepada orang lain. Dan jatuhkan kartu itu satu per satu," katanya.

Dalam mengisi waktu senggan, Alex mewujudkan impiannya menjadi pengacara, sebagai salah satu penasihat hukum di Biro Pengacara Makarim & Taira’s. Ia menikmati hidup dengan keluarga di rumah kediamannya di Kemang Timur, Jakarta Selatan. Ali Alatas memperistri Junisa dan dikaruniai tiga orang anak, yakni Soraya Alatas, Nadita Alatas, dan Fauzia Alatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda