Sabtu, 14 Maret 2009

Kejujuran & Kesederhanaan

Beberapa hari yang lalu, ketika saya dan teman-teman 'berpetualang' ke Jakarta dengan menggunakan mobil sewaan, saya mendapati sosok pak Hasto, yang membantu kami untuk mengemudikan mobil. Usianya kira-kira sekitar 45 tahun. Pak Hasto merupakan pria kelahiran Solo, namun beberapa kali pindah ke beberapa kota dan akhirnya menetap di Cimahi.

Sepanjang perjalanan, kebetulan saya duduk di depan, saya banyak ngobrol dengan beliau. Pak Hasto enak sekali diajak ngobrol. Bahasanya santun dan mudah berbaur dengan kami yang usianya jauh di bawahnya. Pak Hasto bercerita bahwa dirinya pernah menjadi 'pilot' bis antar kota antar propinsi dan angkutan kota, sebelum akhirnya terjun di dunia rental mobil.

Ketika ngobrol, pak Hasto bertanya pada saya, "Ada yang masih kuliah? Dulu kuliah di mana? Ngambil jurusan apa?" Karena saya menganggap bahwa pak Hasto cuma sekedar bertanya, maka saya pun menjawab sekedarnya saja. Obrolan pun terus mengalir dan beralih ke beberapa topik, termasuk tentang Kampanye Pilkada DKI yang bikin macet.

Pak Hasto tidak banyak berkomentar ketika saya menjadi navigator, termasuk ketika petunjuk yang saya berikan salah yang mengakibatkan kami harus berbalik arah. Pak Hasto sudah sering membawa kendaraan ke Jakarta dan bisa dibilang sudah hapal Jakarta, tapi pak Hasto membiarkan saya untuk menentukan jalan mana saja yang akan dilalui.

Selain itu, ketika kami meninggalkannya, pak Hasto hanya menunggu di mobil, tidak memakan makanan yang ada di mobil, dan tidak menggunakan uang yang kami sediakan untuk biaya tol dan parkir untuk keperluannya. Pak Hasto malah menggunakan uang pribadinya, padahal seharusnya itu semua menjadi tanggung jawab kami.

Saya jadi kagum dengan sikap pak Hasto. Berbeda dengan beberapa orang yang pernah membantu kami mengemudikan mobil, pak Hasto tidak pernah 'mengomel' kepada kami. Beliau juga tidak mengambil apalagi menggunakan apa yang bukan menjadi haknya. Sungguh, pak Hasto benar-benar sosok yang santun dan jujur yang pernah saya temui.

Dalam perjalanan pulang, pak Hasto bercerita bahwa dua anaknya sedang kuliah di ITB. Anak pertama sedang menempuh S2, dan anak kedua sedang menempuh S1. Saya baru 'ngeh' kalau dari tadi pak Hasto menyinggung soal kuliah dan ITB itu ternyata mau mengarahkan obrolan apakah ada yang kenal dengan anaknya yang aktif dalam organisasi keagamaan.

Kekaguman saya tidak sampai di situ, pak Hasto kembali bercerita bahwa bulan September nanti, insya Allah pak Hasto akan berangkat ke Australia, katanya ada salah seorang teman yang menawarinya bekerja di sana. Selain itu, pak Hasto tidak protes ketika saya hanya memberinya sedikit uang sebagai pengganti uang makan yang dikeluarkan pak Hasto.

Kejujuran dan kesederhanaan inilah yang mungkin merupakan salah satu pembuka pintu rizki bagi pak Hasto. Yang dengan itu, berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi, bahkan perguruan tinggi negeri favorit. Dan semoga saja, sosok seperti pak Hasto ini bisa menjadi teladan bagi kita semua, teladan untuk kejujuran dan kesederhanaan.

Penulis. Mujahid Alamaya
Sumber. www.kotasantri.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda