Rabu, 04 Februari 2009

Menjadi Penguasa Diri

Adalah sebuah kerugian bagi orang yang diberikan jabatan atau
kekuasaan tanpa bisa menguasai diri. Kedudukan dan jabatan yang
disandang, bukannya menambah kehormatan dirinya, malah menjadi
penyebab kehinaan. Begitu pun dengan kekuasaan yang dimiliki, akan
berbuah bencana bagi dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, sebuah
keniscayaan bagi kita agar dapat menjadi penguasa atas diri. Menjadi
penguasa yang bisa mengendalikan diri dari segala perilaku yang tidak
sesuai dengan kehendak sang penguasa alam raya ini, yaitu Allah SWT.

Jabatan dan kekuasaan seseorang bukanlah ukuran bahwa orang itu
terhormat. Kedudukan tidak identik dengan kemuliaan. Allah memuliakan
dan menghinakan siapa pun yang dikehendakiNya. Kekuasaan, kedudukan,
dan jabatan tidak ada artinya jika disalahgunakan. Pejabat yang
menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, pada
akhirnya akan menuai kehinaan. Bahkan kehinaan tersebut bisa menjadi
aib bagi keluarga atau masyarakat di sekitarnya.

Contoh lain adalah perlakuan tentara sebuah negara penjajah terhadap
tawanan perang. Mereka memperlakukan tawanan perang tersebut dengan
keji, layaknya binatang. Itu artinya sama dengan menghinakan makhluk
Allah. Perlakuan beberapa tentara tersebut, telah memicu demonstrasi
besar-besaran di berbagai negara. Tidak jarang dalam demonstrasinya,
para demonstran mengecam dan menghina negara penjajah tersebut dengan
keras. Ulah sebagian kecil tentara yang tidak dapat mengendalikan
dirinya telah menyebabkan negaranya ikut terhina.

Hikmah terpenting yang bisa kita ambil dari kejadian ini, adalah
pentingnya pengendalian diri dalam berbagai situasi dan kondisi.
Sebab, sangat mudah bagi Allah memuliakan dan menghinakan hambaNya.
Sebagaimana difirmankanNya, "Katakanlah, wahai Tuhan yang mempunyai
kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhya
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran : 26)

Sesungguhnya kekuasaan ada dalam genggaman Allah SWT. Siapa pun yang
ingin sukses menjadi penguasa, maka haruslah terlebih dahulu dapat
menguasai dirinya sendiri. Jika tidak bisa menguasai dirinya, maka
kekuasaan, jabatan, dan kedudukannya itu akan jatuh karena terlalu
memperturutkan hawa nafsu dan syahwatnya.

Saudaraku, sebagai seorang muslim, kita haruslah bisa mengendalikan
penglihatan, pendengaran, dan pembicaraan. Juga tidak kalah pentingnya
adalah mengendalikan hati. Karena hatilah yang mengendalikan mata,
telinga, dan mulut kita. Dengan mengendalikan hati, kita bisa menilai
sesuatu dengan jernih, bisa mengendalikan organ tubuh sesuai dengan
syariatNya. Dengan hati yang terkendali, kita bisa mengendalikan
gejolak asmara (cinta) yang membuat kita buta terhadap kebenaran.
Sehingga bisa menghindari jebakan maut syaithan. Karenanya, jadilah
penguasa atas diri sendiri. Menjadi penguasa diri adalah cermin mukmin
sejati. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda