Jumat, 14 November 2008

Perkawinan Butuh Perawatan

Laiknya wajah, perkawinan pun sesekali butuh "perawatan" agar tetap indah. Apalagi jika Anda sudah menikah selama puluhan tahun. Rasa bosan dan hampa menjadi ancaman serius yang bisa menghancurkan bahtera rumah tangga.

Hubungan dalam sebuah pernikahan adalah hubungan yang harus bersedia berubah sesuai kondisi. Tak bisa misalnya, tetap mengharap pasangan selalu menyiapkan sarapan Anda, sementara ia harus berangkat ke kantor pagi-pagi. Pilihannya adalah, bersikap fleksibel dan melakukan perubahan atau kaku dan akhirnya rumah tangga karam.

Salah satu yang sering menjadi ganjalan adalah keragu-raguan untuk mengungkapkan kelemahan pasangan hanya karena tak mau ribut. Padahal, jika Anda tak membicarakan ganjalan itu dengan pasangan, itu artinya Anda memupuk benih-benih kehancuran. Untuk mengatasinya, tunjukan apa yang Anda rasakan.

Gunakan kalimat "Saya", seperti misalnya, "Saya kok bosan setiap minggu jalan-jalan ke mal. Bisakah kita merencanakan acara lain?" Cara ini akan menunjukkan apa yang Anda inginkan tanpa menohok perasaan pasangan. Lain halnya jika Anda mengatakan, "Kamu memang nggak punya acara lain selain jalan-jalan ke mal."

Saling terbuka, dan kalau perlu "cekcok", demi utuhnya perkawinan adalah investasi berharga sebuah rumah tangga. Cekcok adalah "risiko" yang harus Anda terima demi utuhnya rumah tangga.

Tentu, butuh latihan dan pengalaman agar Anda berdua terbiasa "cekcok" tanpa sisa dendam di dada. Namun, kesediaan untuk selalu melakukan perubahan dan mengambil sedikit risiko, akan mengurangi hama-hama yang bisa menggerogoti keutuhan rumah tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda